DESAIN SISTEM PAKAR TERHADAP AUTISME
LANGKAH-LANGKAHNYA PADA SISTEM NYA
PENJABARAN :
SISTEM
PAKAR
Dalam mengembangkan
sistem pakar ada 5 (lima) tahapan yang harus dilakukan menurut Sri Kusumadewi
(2003), yaitu :
a. Tahapan
Identifikasi : Tahapan identifikasi merupakan tahapan untuk menganalisa
permasalahan yang ada. Ditentukan batasan masalah yang akan dianalisa, sistem
pakar yang terlibat, sumber daya yang diperlukan dan tujuan yang akan dicapai.
b. Tahapan
Konseptualisasi : Tahapan konseptualisasi merupakan tahapan dimana pengetahuan
dan pakar menentukan konsep yang kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem
pakar. Dari konsep tersebut unsur – unsur yang terlibat akan dirinci dan dikaji
hubungan antara unsur serta mekanisme pengendalian yang diperlukan untuk
mencapai sebuah solusi yang terbaik.
c. Tahapan
formalisasi : Tahapan formalisasi merupakan tahapan dimana hubungan antara
unsur – unsur digambarkan dalam bentuk format yang biasa digunakan dalam sistem
pakar. Tahap ini juga menentukan alat pembangunan sistem, teknik inferensi dan
struktur data yang digunakan pada sistem pakar.
d. Tahapan
Implementasi : Tahapan implementasi merupakan tahap yang sangat penting karena
disinilah sistem pakar yang dibuat akan diterapkan dalam bentuk program
komputer.
e. Tahapan
Pengujian : Tahapan pengujian merupakan tahap dimana sistem akan dipakai dan
diuji keakuratannya serta kinerja sistemnya, sehingga didapat hasil yang
efisien
AUTISME
Autisme adalah suatu
kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat
dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia
repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Autisme berasal
dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang Autisme seakan-akan hidup di
dunianya sendiri. Istilah Autisme baru diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo
Kanner, sekalipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad lampau (Handojo,
2003).
FAKTOR
PENYEBAB AUTISME
1. Genetika
2. gangguan
sistemy syaraf
3. ketidak
seimbangan kimiawi
4. penyakit
lain (virus rubella)
GEJALA
AUTISME
Menurut Power (1989)
karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
a. interaksi
sosial,
b. komunikasi
(bahasa dan bicara),
c. perilaku-emosi,
d. pola
bermain,
e. gangguan
sensorik dan motorik
f. perkembangan
terlambat atau tidak normal.
g.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih
kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Supratiknya
(1995) menyebutkan bahwa penyandang autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita
senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan
tidak memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi
makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap
lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau
mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka
dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun menangis ),
senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh
lain, kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.
gejala Autis dapat
terlihat jika anak seringkali:
1.
Tidak bereaksi,atau seakan tidak
mendengar saat dipanggil namanya.
2.
Cenderung main sendiri.
3.
Membeo (mengulang) kata yang anda
ucapkan.
4.
Menggunakan gerakan untuk menunjukan
keinginannya,misalnya menggandeng tangan ayah/ibu untuk mengambilkan gelas
untuk minum.
5.
Tidak suka dipeluk/disentuh.
6.
Kurang/tidak melakukan kontak mata
(menatap wajah) orang yang mengajak bicara.
7.
Kegiatan rutin sulit diubah serta
memerlukan jadwal kegiatan yang konsisiten dan rutin (cenderung kaku).
8.
Tertarik pada bagian dari mainan dan
bukan mainan itu sendiri.
9.
Kurang menjaga keselamatan diri dan
tidak menyadari adanya bahaya (main pisau,silet,api dllnya).
10.
Sangat sensitif terhadap rangsang
pancaindra,baik
pendengaran,penciuman,rasa dll (tidak tahan bunyi keras,kain yang
kasar,tidak suka rasa asam dsb).
mereka akan marah
apabila mengambil rute pulang dari sekolah yang berbeda dari yang biasa
dilewati, atau posisi furnitur di dalam kelas berubah dari semula. Anak-anak
autis sering memperlihatkan perilaku yang merangsang dirinya sendiri (self-stimulating)
seperti mengepak-ngepakkan tangan (hand flapping) mengayun-ayun tangan ke depan
dan kebelakang, membuat suara-suara yang tetap (ngoceh), atau menyakiti diri
sendiri (self-inflicting injuries) seperti menggaruk-garuk, kadang sampai terluka,
menusuk-nusuk. Perilaku merangsang diri sendiri (self-stimulating) lebih sering
terjadi pada waktu yang berbeda dari kehidupan anak atau selama situasi sosial
berbeda (Iwata et all, 1982 dalam Kathleen Ann Quill, 1995).
SIMPTOM
– SIMPTOM AUTISME
•
Impairment dalam interaksi social.
Individu dengan gangguan autistic menunjukan interaksi social yang lemah dalam
beberapa cara. Perilaku nonverbal dan
menghindari kontak mata, membuat ekspresi wajah, postur, dan penggunaan
isyarat yang aneh sebagai cara mengontrol interaksi
•
Impairment dalam komunikasi. Banyak
individu dengan gangguan ini tidak mampu bicara atau menunjukan penundaan serius
dalam kemunculan kemampuan bicara. Intonasi, nada, ritme dan kecepatan berbicara tidak biasa dan
mereka juga ekolalia ( pengulangan kata-kata )
•
Keanehan perilaku , minat dan aktivitas.
Mereka dapat sangat sibuk dengan satu minat dan mengabaikan aktifitas
lainnya.mereka bisa saja secara khusus tertarik pada kipas angin dan hal
lainya. Gerakan tubuh juga menunjukan gerakan yang berulang-ulang,
menggoncangkan lengan mereka, berputar-putar, maju mundur, dan bahkan
membenturkan kepala. Perilaku agresif seperti temper tantrum dan ekspresi
kemarahan yang kekanak-kanakan.
TERAPI
AUTISME
1) Applied
Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi
yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk
anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada
anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini
bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di
Indonesia.
2) Terapi
Wicara
Hampir semua anak
dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal
inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya
cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk
berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi
wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi
Okupasi
Hampir semua anak
autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan
kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi
Fisik
Autisme adalah suatu
gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai
gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya
lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus.
Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk
menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi
Sosial
Kekurangan yang paling
mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi .
Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2
arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial
membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman
sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi
Bermain
Meskipun terdengarnya
aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain.
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan
interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini
dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi
Perilaku.
Anak autistik
seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka,
mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering
mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari
perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan
perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi
Perkembangan
Floortime, Son-rise dan
RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA
yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi
Visual
Individu autistik lebih
mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang
kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui
gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange
Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi
Biomedik
Terapi biomedik
dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism
Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh
adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh
karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin,
feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak
menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan
bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis)
DAFTAR PUSTAKA
kita juga punya nih artikel mengenai 'pakar', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2576/1/232.pdf
terima kasih