Rabu, 18 April 2012

behavioral terapi


Behavioral Therapy


B F Skinner (1904 – 1990) dilaporkan bahwa ia tinggal di lingkungan keluarga yang hangat. Selama masa pertumbuhannya skinner memiliki ketertarikan yang besar dalam membangun atau membuat sesuatu, kegamaran yang terus diikutinya sampai kejenjang profesionalitasnya.
Dia mendapatkan gelar Phd Psikologinya di Universitas Harvard pada tahun 1931 dan kembali lagi ke Harvard setelah mengajar di beberapa universitas lainnya. Dia memiliki dua orang putri, salah satunya adalah seorang psikolog pendidikan dan satunya lagi adalah seorang artis.
Skinner sangat menonjol dalam bidang behaviourisme dan dianggap sebagai Bapak Psikologi Behaviourisme. Skinner yang memperjuangkan paham behavior yang radikal, yang menempatkan penekanan utamanya pada Tingkah laku sebagai Akibat / efek dari Lingkungan. Skinner juga mengutarakan bahwa dia tidak percaya bahwa manusia bebas untuk memilih. Dia mengakui bahwa perasaan dan pikiran memang ada, tetapi dia mengingkari bahwa kedua hal itu lah sebagai efek atau penyebab dari munculnya suatu perilaku. Malahan dia menekankan bahwa penyebab dari perilaku dan efek / dampak  merupakan hubugan antara objektiv, kondisi lingkungan yang dapat diamati dan perilaku itu sendiri. Skiner beranggapan bahwa terlalu banyak perhatian yang diberikan untuk keadaan internal ari pikiran dan mitivasi, yang tidak bisa diobservasi dan diubah secara langsung, dan terlalu terfokus pada apa yang diberikan untuk faktor lingkungan yang bisa diobservasi secara langsung dan diubah. Dia sangat tertarik pada konsep pemberian penguatan, yang dia aplikasikan pada kehidupannya sendiri. Sebagai contoh, setelah bekerja selama beberapa jam, dia akan pergi ke tenda nya, lalu menggunakan headphone nya dan mendengarkan music klasik (frak dattilio, komunikasi personal, 9 desember, 2006).
Perkerjaan skinner kebanyakan adalah melakuakn eksperimen di laboratoriumnya, tetapi yang liannya dia juga mengajar, mengelola masalah manusia, , dan rencana sosial. Science and Human Behaviour (Skinner, 1953) merupakan buku yang paling menggambarkan bagaimana pemikiran skinner tentang konsep perilaku dapat diaplikasikan untuk setiap dasar dari perilaku manusia. Dalam Walden II (1948) skinner menggambarkan sebuah komunitas Utopia yang merupakan pemikirannya, yang berasal dari laboratoriumnya, untuk diaplikasikan kedalam isu –isu sosial. Buku nya pada tahun 1971, beyond freedom and dignity, bertujukan keapda kebutuhan akan perubahan drastic bila masyarakat saat itu ingin bertahan hidup. Skinner percaya bahwa ilmu pengetahuan dan tehknologi menjanjikan sebauh masa depan yang lebih baik.

Albert Bandura (b. 1925)  lahir didekat Alberta, Canada, dia adalah anak termuda dari 6 bersaudara di sebauh keluarga erapa timur. Bandura menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya di salah satu sekolah di kotanya  yang memiliki sedikit guru dan sumber daya lainnya. Keterbatasan sumber daya ini terbukti merupakan asset bagi bandura dalam langkah awalnya mempelajari ketrampilan diri “Self – directedness” , yang nantinya kan menjadi salah satu tema penelitiannya.
Dia mendapatkan gelar Phd dalam bidang psikologi Klinis di Universitas Lowa pada tahun 1952, dan satu tahun setelahnya dia bergabung di fakultas Universitas Standford. Badnura dan rekannya menajdi pioneer alam penelitiannya tentang Model social “social modeling” dan mendemonstrasikan bahwa modeling adalah sebuah proses yang kuat yang menjelaskan berbagai macam cara atau tipe – tipe belajar (Bandura 1971a, 1971b, Bandura and Walters, 1963) didalam program penelitannya di Unversitas Stanford Bandura dan rekannya menggali lebih dalam tentang tori belajar sosial dan peran yang menonjol dari belajar observasi, belajar modeling dalam motiv motiv manusia, pikiran, dan perilakunya.
Pada pertengahan 1980 bandura mengganti nama teorinya menjadi “Teori Kognisi Sosial” yange menerangkan tentang bagaimana kita memfungsikan diri sebagai pengaturan diri, proaktiv, refleksi diri, dan pembentukan regulasi diri (bandura 1986) gagasan ini menyatakan bahwa kita bukanlah organism sederhana yang dapat dibentuk dari tekanan sosial ataupun dorongan internal yang merepresentasikan bagian dramatis dalam tahap perkembangan terapi perilaku. Bandura memperluas cakupan dari terapi perilaku dengan menggali tekanan kognitif dan afektif dan motif dari perilaku manusia.
Ada beberapa kualitas / cirri yang melekat didalam teori kognitif Bandura. Bandura membuat banyak bukti empiris yang menggambarkan bahwa kita memiliki banyak  pilihan hidup dalam semua aspek di kehidupan kita. Dalam Self-Efficacy: The Exercise Of Control (Bandura 1997) bandura memperlihatkan secara menyeluruh aplikasi dari teori efikasi diri nya kedalam area – area seperti perkembangan manusia, psikologi, psikiatri, edukasi, pengobatan dan kesehatan, atletik, bisnis, sosial dan perbahan politik dan hubungan internasional.

Bandura memfokuskan 4 area dari penelitiannya
1.      Kekuatan dari modeling sosial dalam membentuk pikiran, emosi, dan perilaku.
2.      Mekanisme dari Insytansi manusia atau bagaimana seseorang mempengaruhi motivasinya dan perilaku yang dia pilih
3.      Persepsi seseorang terhadap efikasi dirinya untuk mencoba mempengaruhi event – event mengenai hidupnya
4.      Bagaimana tekanan / stress bereaksi dan bagaimana depresi disebabkan.
bandura membuat salah satu dari teori besar yang tetap digunakan sampai awal abad 21. Dia telah menunjukan kepada orang – orang bahwa seseorang membutuhkan efikasi diri dan ketahanan diri untuk menciptakan kesuksesan hidup dan untuk bertemu hambatan yang tidak terelakan dan tantangan yang mereka hadapi.
Bandura telah menulis 9 buku, banyak diantaranya yang sduah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Di tahun 2004v dia mendapatkan penghargaan “The Outstanding Lifetime Contribution to Psychology” dari American Psychological Assosiation. Dia awal usianya yang ke 80, Bandura melanjutkan mengajar dan melakaukan penelitian di universitas Stanford dan berkeliling dunia. Dia tetap mempunyai waktu untuk naik gunung, menonton opera, ataunpun berkumpul bersama keluarganya dan mencicipi wine di Napa dan Sonoma Valleys.
Pendahuluan
Praktisi terapi perilaku berfokus pada perilaku yang dapat diamati, faktor – faktor yang menentukan perilaku, pengalaman belajar yang mempromosikan perubahan, penerapan strategi treatmen untuk klien individual, dan asesmen yang keras dan evaluasi (Kazdin, 2001; Wilson, 2008). Terapi perilaku terlalu digunakan kepada range yang luas pada penderita gangguan psikologis dengan populasi klien yang berbeda (Wilson, 2008). Gangguan kecemasan, depresi, dan kekerasan, ganguan makan, kekerasan ruamh tangga, masalah seksual, pain management, dan hipertensi telah sukses diterapi menggunakan tehnik ini. Prosedur perilaku yang digunakan didalam tehnik pembangunan dari ketidakbermampuan, penyakit mental, pendidikan, dan pendidikan khusus, komunitas psikologi, psikologi klinis, rehabilitasi, bisnis, pengaturan diri, psikologi olahraga, kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan gerontology (Milenberger 2008)
Latar Belakang Sejarah
Terapi perilaku ini mulai muncul pada awal 1950 dan awal 1960, dan ini merupakan tujuan radikal dari psikologi dnegan prespektif psikoanalisa. Terapi perilaku bergerak dari terapi / perlakuan yang diaplikasikan dari prinsip Clasical conditioning dan Operant Conditioning (yang akan dijelaskan secara singkat) untuk menangani berbagai masalah perilaku. Saat ini, sanagt sulit untuk menemukan consensus dari definisi terapi perilaku karena bidang ini telah berkembang menjadi lebih kompleks / rumit dan ditandai dengan pandangan yang sama dari berbagai bidang. Sesungguhnya, sejalan dengan lambat laun dan pertumbuhan dari terapi perilaku, ini telah menutupi beberapa psikoterapi lainnya (Wilson 2008). Diskusi yang ada disini adalah  berdasarkan sejarah sketsa terapi perilaku dari Spiegler dan Guevremont’s (2003).
Terapi perilaku tradisional memunculkan stimulus di United States, Afrika Selatan, dan Inggris Raya pada 1950. Krtik yang menjengkelkan tentang pelecehan dan ketahanan dari psikoterapi perspektif psikoanalis, merupakan hal yang bertahan. Ini berfokus pada demonstrasi tehnik kondisi perilkau yang dikondisikan efektif dan alternative yang hidup untuk terapi psikoanalisis.
Pada tahun 1960 Albert Bandura membuat teori belajar sosial, yang menggabungkan klasikal dan operant conditioning dengan nelajar observasi. Bandura membuat kognisi lebih terfokus untuk terapi perilaku. Selama tahun 1960 jumlah terapi perilaku – kognitif bertambah, dan mereka tetap memiliki impact yang significan dalam percobaan terapi.
Terapi perilaku kontemporer tampil sebagai tekanan utama dalam psikologi selama tahun 1970an, dan ini memiliki impact yang signifikan untuk edukasi, psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan perkerjaan sosial. Tehnik perilaku diperluas untuk memberikan solusi untuk bisnis, industry, dan juga untuk mengatasi masalah anak. Dikenal sebagai “Ombak Pertama” di bidang perilaku, tehnik terapi perilaku, dilihat sebagai treatment yang dapat digunakan untuk berbagai masalah psikologis.
Tahun 1980an telah dikarakteristikan dengan mencari untuk horizon baru dalam konsep dan metode yang berada dibalik teori belajar tradisonal. Terapi perilaku melanjutkan untuk subjek metode mereka untuk penyelidikan empiris dan untuk mempertimbangkan impact dari percobaan dari terapi dalam keduanya, baik klien ataupun komunitas yang lebih besar. Bertambahnya perhatian yang diberikan untuk peran emosi dalam perubahan selama proses terapi, sebaik untuk peran dari faktor biologis dalam gangguan psikologis. Dua dari perkembangan yang paling signifikan dalam bidang ini adalah (1) muncul lanjutan dari terapi perilaku kognitif sebagai kekuatan utama. (2) penerapan tehnik perilaku untuk pencegahan dan pegobatan ganguan kesehatan terkait.
Pada akhir 1990an The Association for Behavioral and Cognitive Therapies (ABCT) )dulunya dikenal sebagai The Association for Advancement of Behavior Therapy) mengklaim memiliki 4300 member. Deskripsi terkini dari ABCT adalah “keanggotaan sebuah organisasi yang lebih dari 4500 profesional dalam bidang Kesehatan mental dan pelajar yang tertarik dalam dasar empiris dari Terapi perilkau kognitif”. Nama ini berubah dan deskripsi ini mengungkapkan bahwa pemikiran terkini mengintergrasikan perilaku dan terapi kognitif. Terapi kognitif dianggap menjadi “Ombak ke dua” dari tradisi perilaku.
Pada awal 2000an, “ombak ketiga” dari tradisi perilaku muncul, memperbesar ruang lingkup penelitian dan praktek. Perkembangan terbaru ini meliputi dialectical terapi perilaku, kesadaran berdasarkan pengurangan stress, kesadaran berdasarkan terapi kognitif, dan penerimaan dan komitmen dalam terapi.
4 Area Perkembangan
Terapi perilaku kontemporer bisa dimengerti dengan memgingat 4 area utama dari perkembangan: (1) Clasical Conditoning, (2) Operant Conditioning, (3) teori belajar sosial, (4) trapi perilaku kognitif.
Classical conditioning (conditioning responden) mengacu pada apa yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya yang menciptakan respon berpasangan yang meyeleruh. Kunci dari gamrana di area ini adalah Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical conditioning melalui pengalaman dengan anjing. Saat makanan berulang ali muncul dengan beberapa stimulus netral (sesuatu yang tidak mendapatkan respon tertentu), seperti suara bell, anjing itu akan mengeluarkan air liur setiap suara bell itu terdengar, bila bell terus terdengar tetapi makanantidak juga muncul, maka respon air liur anjing tersebut akan menghilang juga, sebagai contoh dari prosedur yang berdasarkan pada kondisi klasikal model dari Joseph Wolpe’s desnsitisasi sistematis, yang akan dijelaskan nanti di bab ini. Tehnik ini mengilustrasikan bagaimana prisip belajar datang dari laboratorium eksperimen yang bisa diaplikasikan secara klinis. Desensitisasi dapat diaplikasikan untuk seseoran melalui kondisi klasikal, menumbuhkan rasa takut untuk terbang setelah mengalami pengalaman menakutkan saat terbang.
Kebanyak dari respon yang signifikan yang kita buat setiap harinya adalah contoh dari perilaku operan, seperti membaca, menulis, mengemudikan mobil, dan makan dengan alat makan. Kondisi operan melibatkan tipe belajar dalam perilaku yang paling mempengaruhi  dengan konsekuensi yang mengikuti mereka. Bila lingkungan berubah karena dibawa oleh perilaku yang ditekankan bahwa, bila mereka menyediakan beberapa hadiah untuk organism atau mengurangi stimulus aversif. perubahan menambahkan bahwa perilku akan terjadi lagi. Bila lingkunagan berubah dan tidak meghasilkan tekanan atau memproduksi stimulus aversif, kesempatan berkurang dan perilaku pun akan berkurang. Penguatan negative dan positive, hukuman, dan tehnik pemadaman, dijelaskan nanti dibab ini, ilustreasi bagaimana kondisi operan dalam seting aplikasi  dapat menjadi alat dalam membangun perilaku prososial dan perilaku adaptive. Tehnik operan digunakan oleh praktisionis perilaku dalam edukasi untuk orang tua dan dengan program pengaturan berat badan.
Para ahli perilaku baik dari klasikal ataupun operan model tidak termaksud referensi untuk konsep mediasi, seperti peran dari proses berpikir, dan nilai-nilai. Focus ini mungkin karena reaksi perlawanan dari orientasi kedalam dari pendekatan psikodinamis. Pendekatan belajar sosial (atau pendekatan sosial – kognitif), dibangun oleh Albert Bandura dan Richard Walters (1963), ini adlaah interaksional, interdisipliner, dan multimodal (Bandura 1997, 1982). Teori belajar sosial dan teori kognitif mempengaruhi interaksi timbale balik triadic antara lingkungan, faktor personal (kepercayaan, preferensi, ekspektasi, persepsi diri, dan interpretasi), dan perilaku individu. Dalam pendekatan sosial kognitif, faktor lingkuangan dalam perilaku menjadi penentu utama oleh proses kognitif yang mengatur bagaimana pengaruh lingkungan yang dirasakan individu dan bagaimana peristiwa ini di tafsirkan (wilson 2008). Asumsi dasarnya adalah seseorang mampu merubah perilakunya sendiri. Untuk Bandura (1982, 1997), efikasi diri adalah kepercayaan individu atau ekspektasi bahwa dia bisa menguasai sebuah situasi dan membawa perubahan yang diinginkan. Sebuah contoh dari pembelajaran sosial adalah bagaimana seseorang dapat membangun kemampuan sosial yang efektif setelah mereka melakukan kontak dengan orang lain yang mempunya model keterampilan interpersonal yang efektif.
Terapi perilaku kognitif dan teori belajar sosial sekarang merepresentasikan aliran utama dari terapi perilaku kontemporer. Sejak awal 1970an, pergerakan psikologi perilaku telah diakui sebagai tempat berpikir resmi, walau untuk tingkatan pemberian faktor kognitif merupakan sebauh peran sentral dalam mengerti dan mentreatmen maslaah emosi dan perilaku. Pertengahan 1970an terapi perilaku kognitif telah digantikan oleh terapi perilaku sebagai penerimaan dari sebutan dan bagian ini mulai menekankan interaksi antara dimensi – dimensi afektif, perilkau, dan kognitif (Lazarus, 2003; Wilson, 2008). Sebuah contoh yang baik dari pendekatan intregativre ini adalah terapi multimodal, yang dididskusikan nanti di bab ini.  Banyak tehnik, khususnya dikembangkan dalam tiga decade terakhir ini, menekankan proses kognitif yang mempengaruhi peristiwa pribadi seperti “Client Self-talk” sebagai mediator dari perubahan perilaku
Perbedaan dari terapi perilaku dan terapi perilaku kognitif adalah jauh elbih sedikit digunakan sekarang, dan dalam realitas, lebih banyak tercampur dengan teori, praktek, dan penelitian. (Sherry Cormier, Personal communication, November 20, 2006).

Kunci Konsep
Sudut pandang  Sifat manusia
Terapi prilaku modern didasrkan kepada pendangan ilmiah sifat manusia yang menyiratkan sebuah pendekatan konseling yang sistematis dan terstruktur. Pandangan ini tidak berhenti hanya dalam Asumsi deterministic bahwa manusia adalah sekedar hasil dari kondisi sosial budaya. Sebaliknya, pandangan terkini adalah bahwa manusia adalah pencipta dan hasil dari ciptaan dari lingkungannya,
Tren terkini dalam terapi perilaku adalah menuju prosedur perkembangan yang memang memberikan control untuk klien dan dengan demikian meningkatkan rentang kebebasan. Terapi prilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih banyak dalam merespon sesuatu. dengan mengatasi perilaku melemahkan yang membatasi pilihan, orang bebas untuk memilih dari kemungkinan yang tidak tersedia sebelumnya, meningkatkan kebebasan individu (kazdin, 1978, 2001). Ini memungkinkan untuk membuat sebuah kasus untuk menggunakan metode perilaku untuk mencapai tujuan kemanusiaan. (kazdin, 2001; Watson & Tharp, 2007)
Karakteristik dasar dan asumsi
6 kunci karakteristik dari terapi perilaju digambarkan sebagai berikut :
1.      Terapi perilaku merupakan dasar dalam prinsip dan prosedur metode ilmiah. prinsip eksperimen berasal dari pembelajaran secara sistematis diterapkan untuk membantu orang mengubah perilaku maladaptif mereka. karakteristik yang membedakan dari praktisi perilaku adalah kepatuhan sistematis mereka untuk presisi dan evaluasi empiris. perilaku negara tujuan terapis pengobatan dalam hal tujuan konkret untuk membuat replikasi dari tekanan masyarakat mungkin. tujuan pengobatan yang disepakati oleh klien dan terapis. sepanjang perjalanan terapi, terapis prosedur ketetapan dan pengobatan dinyatakan secara eksplisit, diuji secara empiris, dan direvisi terus-menerus.
2.      penawaran terapi perilaku dengan masalah klien saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, mungkin sebagai lawan dari analisis determinan sejarah. penekanan pada faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi fungsi ini dan faktor apa yang dapat digunakan untuk mengubah kinerja. pada pemahaman dari masa lalu yang  menawarkan informasi berguna tentang peristiwa lingkungan berhubungan dengan perilaku ini. terapis perilaku melihat ke peristiwa lingkungan saat ini yang menjaga masalah perilaku Dan membantu klien menghasilkan perubahan perilaku dengan mengubah peristiwa lingkungan, melalui proses yang disebut penilaian fungsional, atau yang disebut oleh Wolpe (1990) sebagai "analisis perilaku"
3.      klien yang terlibat dalam terapi perilaku diharapkan untuk mengasumsikan peran aktif dengan terlibat dalam tindakan spesifik untuk menangani masalah mereka. bukan hanya berbicara tentang kondisi mereka, mereka diminta untuk melakukan sesuatu untuk membawa perubahan. klien memonitor perilaku mereka baik selama dan di luar sesi terapi, belajar dan berlatih keterampilan coping dan peran perilaku bermain baru. tugas terapi yang klien melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, atau pekerjaan rumah, adalah bagian dasar dari pendekatan ini, dan belajar dipandang sebagai inti dari terapi. klien belajar perilaku baru yang adptive untuk mengganti perilaku lama yang maladaptif.
4.      Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perubahan dapat terjadi tanpa wawasan tentang dinamika yang mendasarinya. terapis perilaku beroperasi pada premis bahwa perubahan perilaku dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan pemahaman tentang diri sendiri, dan bahwa perubahan perilaku juga dapat menyebabkan tingkat peningkatan pemahaman diri. meskipun benar bahwa wawasan dan pemahaman tentang kontinjensi bahwa masalah exacebate seseorang dan cangkul mengetahui berubah. mengetahui bahwa seseorang memiliki masalah dan mengetahui bagaimana untuk mengubahnya adalah dua hal yang berbeda (Martell, 2007)
5.      fokusnya adalah pada penilaian perilaku terbuka langsung, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi perubahan. ada penilaian langsung dari masalah target melalui observasi atau pemantauan diri. terapis juga menilai budaya klien mereka sebagai bagian dari lingkungan sosial mereka, termasuk jaringan dukungan sosial yang berkaitan dengan perilaku sasaran (Tanaka-Matsumi, Higginbotham, & Chang, 2002). penting untuk pendekatan perilaku adalah penilaian hati-hati dan evaluasi intervensi yang digunakan untuk menentukan apakah perubahan perilaku yang dihasilkan dari prosedur.
6.      intervensi pengobatan perilaku yang dirancang secara individual untuk masalah spesifik yang dialami oleh klien. beberapa teknik terapi dapat digunakan untuk mengobati masalah individu klien. pertanyaan penting yang berfungsi sebagai panduan untuk pilihan ini adalah: "perawatan apa, oleh siapa, yang paling efektif untuk individu dengan masalah khusus dan di mana set keadaan?" (Paul, 1967, hal. 111)

Proses Terapi
Tujuan Terapi
tujuan untuk menduduki tempat penting pusat dalam terapi perilaku. tujuan umum dari terapi perilaku adalah meningkatkan pilihan pribadi dan untuk menciptakan kondisi baru untuk belajar. klien, dengan bantuan terapis, mendefinisikan tujuan pengobatan spesifik pada awal proses terapi. meskipun penilaian dan pengobatan terjadi bersamaan, sebuah penilaian formal yang terjadi sebelum perawatan untuk menentukan perilaku yang menjadi sasaran perubahan. penilaian terus-menerus sepanjang terapi menentukan sejauh mana mengidentifikasi tujuan terpenuhi. penting untuk memikirkan cara untuk mengukur kemajuan menuju tujuan berdasarkan validasi empiris.
terapi perilaku kontemporer menekankan klien berperan aktif dalam menentukan tentang pengobatan mereka. terapis membantu klien dalam merumuskan tujuan terukur tertentu. tujuan harus jelas, konkrit, dipahami, dan disetujui oleh klien dan counsoler. konselor dan klien mendiskusikan perilaku yang terkait dengan tujuan, keadaan yang dibutuhkan untuk perubahan, sifat sub tujuan, dan rencana aksi untuk bekerja ke arah tujuan ini. ini proses penentuan tujuan terapi memerlukan negosiasi antara klien dan konselor yang menghasilkan kontrak yang memandu jalannya terapi. perilaku terapis dan klien mengubah tujuan selama proses terapi yang diperlukan.


Fungsi Terapi dan Peran
terapis perilaku melakukan seluruh penilaian fungsional (atau analisis perilaku) untuk mengidentifikasi kondisi menjaga dengan pengumpulan informasi secara sistematis tentang anteseden situasional, dimensi dari masalah prilaku, dan konsekuensi dari masalah. ini dikenal sebagai Model ABC, yang membahas anteseden, perilaku, dan konsekuensi. model perilaku menunjukkan bahwa perilaku (B) dipengaruhi oleh beberapa peristiwa tertentu yang mendahuluinya, yang disebut anteseden (A), dan oleh peristiwa tertentu tahta mengikutinya disebut konsekuensi (C). yang anteseden peristiwa taht menyembuhkan atau menimbulkan perilaku tertentu. misalnya yang klien yang memiliki masalah tidur, mendengarkan kaset relaksasi dapat berfungsi sebagai isyarat untuk induksi tidur. mematikan lampu dan menghilangkan televisi dari kamar tidur dapat menimbulkan perilaku tidur juga. konsekuensi peristiwa taht mempertahankan perilaku dalam beberapa cara baik dengan meningkatnya decrrasing itu. misalnya, klien mungkin lebih mungkin untuk kembali setelah konseling konselor menawarkan pujian verba atau dorongan karena telah datang dalam atau setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah. klien mungkin kurang kemungkinan untuk kembali ke konseling setelah konselor secara konsisten terlambat untuk sesi. dalam melakukan wawancara penilaian, tugas terapis adalah untuk mengidentifikasi anteseden tertentu dan peristiwa yang akibatnya mempengaruhi atau secara fungsional terkait dengan perilaku seorang individu itu (Cormier, nurius & Osborn, 2009).
perilaku berorientasi praktisi cenderung aktif dan direktif dan berfungsi sebagai konsultan dan pemecah masalah. mereka memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh klien, dan mereka bersedia untuk mengikuti firasat klinis mereka. praktisi perilaku harus memiliki keterampilan, kepekaan, dan kecerdasan klinis (wilson 2008). mereka menggunakan beberapa teknik umum dengan pendekatan lain, seperti meringkas klarifikasi,, refleksi, dan terbuka - pertanyaan berakhir. Namun, klinisi perilaku menjalankan fungsi lain juga (Miltenberger, 2008; spielger & Guevremont, 2003)
5.      berdasarkan penilaian fungsional yang komprehensif, terapis merumuskan tujuan pengobatan awal dan desain dan mengimplementasikan rencana perawatan untuk mencapai tujuan tersebut
6.      para klinisi menggunakan strategi perilaku yang memiliki dukungan penelitian untuk digunakan dengan jenis tertentu dari masalah. strategi ini digunakan untuk mempromosikan generalisasi dan pemeliharaan perubahan perilaku. sejumlah ini stategies diuraikan kemudian dalam bab ini.
7.      Klinisi itu menilai keberhasilan jika rencana perubahan dengan mengukur kemajuan menuju tujuan sepanjang durasi pengobatan. ukuran hasil yang diberikan kepada klien pada awal teh pengobatan (disebut baseline) dan dikumpulkan lagi secara periodik selama dan setelah perawatan untuk menentukan apakah strategi dan rencana pengobatan yang bekerja. jika tidak, penyesuaian amde dalam strategi yang digunakan.
8.      Tugas penting terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu. Klien belajar cangkul untuk mengidentifikasi dan mengatasi punggung set potensial. Penekanannya adalah pada membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan coping perilaku dan kognitif untuk mencegah kambuh.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Salah satu keunikan dari terapi perilaku adalah terapi ini menyediakan terapis dengan sistem yang sangat baik dari prosedur pekerjaan. Keduanya baik terapis ataupun klien memiliki peran yang jelas, dan kepentingan klien dan partisipasinya dalam terapi sangat ditekankan. Terapi perilaku adalah terapi yang memiliki ciri dimana keduanya dari klien ataupun terapi harus berperan aktif dalam sesi terapi . bagian dari terapis adalah kemampuan untun mengajarkan, memberikan instruksi, menjadi contoh  dan memberokan feedback pada klien. Klien sendiri terlibat dalam latihan perilaku dengan diberikan timbale balik oleh terapisnya sampai kemampuan tersebut dipelajari dengan baik dan biasanya klien mendapatkan pekerjaan rumah seperti self monitoring dll yang harus dilengkapi selama sesi terapi. Martell (2007) menekankan bahw perubahan  yang klien buat dalam terapi harus ditafsirkan kedalam kehidupan sehari –harinya . klien harus termotivasi untuk berubah dan ingin bekerjasama dalam aktifitas terapi. Kalau klien tidak aktif dalam terapi kemungkinana berhasilnya sangat kecil. Bagiamanapun juga strateegi perilaki lain bila klien tidak aktif adalah memberikan dukungan empiris yang memotivai klien dan meningkatkan motivasi klien setiap waktu (Cormier at al, 2009).
Klien didorong untuk mengalami dengan tujuan       memperluas daftar perilaku adaptive nya. Konseling tidak lengkap bila aksi tidak dikuti dengan verbalisasi. Sesungguhnya, itu ketika transfer dari perubahan dibuat dari sesi untuk kehidupan sehari-hari dan ketika efek terapi yang melampaui pemutusan bahwa pengobatan dapat dianggap sukses (Granvold & Wodarski, 1994). Klien harus memilki keinginan untuk membuat perubahan dan melanjutkan melaksanakan prilaku barunya setelah treatmen telah selesai dilakukan.




Hubungan antara terapis dan klien
Klinisi dan peneliti memperlihatkan perkiraan bukti bahwa dalam sebuah hubungan terapi, walupun dalam konteks orientasi perilaku, bisa berkontribusi secara significkan untuk proses dari perubahan perilaku itu sendiri (Granvold & wodarski 1994). Kebanyak praktisi perilaku menekankan pada nilai – nilai yang mengembangkan kolaborasi antara hubungan kerja . Lazarus berpendapat bahwa irama dari interaksi terapi dengan klien dari individu ke individu ataupund ari satu sesi ke sesi lainnya. Keterampilan yang dimiliki terapis terkonsep maslaah kerberlakuan dan membuat hubungan antara terapis dengan klien untuk memfasilitasi perubahan.
Seperti yang akan kamu ingat, terapi ekperimen menjadi penekanan utama dalam hubuangan alami antara terapis dengan klien. Sebaliknya, kebanyak praktisi perilaku terdiri dari fakor –faktor seperi kehangatan, empati, autentikasi, dan lain lain. Hubungan antara klien dan terapis merupakan starategi untuk membantu klien membangun perubahan dan pergi kearah yang benar.

APLIKASI : tenik terapi dan prosedur.
Kekeuatan dari pendekatan perilaku adalah pembangunan prosedur terapi yang spesifik yang harus memperlihatkan efektifita dan objektif. Sebual Hallmark dalam pendekatan perilaku sudah sangat jelas. Mengacu pada Arnold Lazarus seorang pioneer dalam terapi perilaku klinis kontemporer, praktisi prilaku bisa berkoorperate didalam rencana treatemen mereka dengan banyak technique yang didemonstrasikan untuk perubahan prilaku yang efektif. Tehnik terapi prilaku dapat diaplikiasikan dengan digabung bersama dengan pendekatan lainnya.
Prosedur terapi yang digunakan dalam tehnik terapi perilaku, di desain lebih spesifik untuk klien dari pada mengambil tehnik dari sisi lain. Terapis terkadang sangat kreativ dalam membuat intervensinya. Diseksi ini telah dijelaskan rentang dari terapi prilaku yang tersedia untuk praktisioner : tehnik relaxi, terapi exposures, analisis perilaku, disendtisisasi sistematis, test kemampuan sosial, terapi multimodal, dan prosedur lainnya,. Tehnik –tehnik ini tidak mengambarkan spektrumn utuh dari prosedur terapi perilaku, melainkan mereka merepresentasikan sampel dari berbagai macam pendekatanyang digunakan dalam terapi perilaku kontemporer.
Mengaplikasikan Analisis Perilaku : Tehnik Kondisi Operan
Beberapa kunci dalam prinsip Kondisi Operan adalah : pengutan positif, penguatan negative, pemadaman, hukuman positif, dan hukuman negative. Unutk detail lebih lanjut tentang metode treatment kondisi operan , dirokemendasikan buku Kazdin (2001) dan Miltenberger (2008).
Dalam pengaplikasian analisis perilaku, tehnik kondisi operan dan metode asesmen serta evaluasi diaplikasikan kedalam rentang skala yang luas dan kedalam banyak variasi masalah dan keadaan (kazdin, 2001). Kontribusi yang paling penting dalam pengaplikasian analisis perilaku adalah fungsi pendekatan untuk memahami masalah klien dan menujukan masalah ini untuk perubahan antiseden dan konsekuensinya (Model ABC).
Para ahli perilaku percaya bahwa respon mereka dalam cara prediksi karena pengutan positif yang pernah dirasakan ataupun kerena kebutuhan untuk menghindar atau pun kerana penguatan yang negative. Setelah tujuan klien telah dinilai, targetnya adalah perilaku yang spesifik. Target dari penguatan, baik positif ataupun negative, adalah untuk meningkatkan perilaku yangtelah ditargetkan. Pengutan positif melibatkan tambahan – tambahan yang bernilai untuk klien (seperti pujian, uang, makanan) atau konsekuensi untuk beberapa perilaku spesifik. Stimulus yang mengikuti perilaku adalah penguatan positif.
Penguatan negative meliputi “escape” dari atau pengelakan dari stimulus yang tidak diinginkan. Individu memotivasi perilaku yang diinginkan untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Contoh : teman saya tidak suka terbangun karena mendengar bunyi alarm, maka dia mencoba mengkondisikan dirinya untuk bangun lebih sebelum alarm berbunyi untuk menghindari terbangun karena bunyi alarm tersebut.
Metode lainnya dari operan untuk mengubah perilaku adalah pemadaman, yang mengacu untuk mengurai penguatan dari respon pengutan sebelumnya. Dalam seting pengaplikasiannya, pemadaman bisa digunakan untuk perilaku yang telah di atur oleh penguatan positif atau penguatan negative. dalam kasus anak-anak yang menampilkan amarah, orang tua sering memperkuat perilaku (tantrum) dan penguatan positif (perhatian). hal itu dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut melalui proses kepunahan. perlu dicatat bahwa kepunahan juga mungkin memiliki efek samping negatif, seperti kemarahan dan agresi. kepunahan dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tertentu, tetapi kepunahan tidak menggantikan respon-respon yang telah dipadamkan. untuk alasan ini, kepunahan yang paling sering digunakan dalam program modifikasi bahavior dalam hubungannya dengan strategi penguatan berbagai (Kazdin, 2001).
Cara lain perilaku di control dengan menggunakan hukuman, terkadang mengacu sebagai control aversi, yang berkonsekuensi terhadap beberapa hasil perilaku dalam mengurangi perilaku tersebut. Target dari penguatan adalah untuk meningkatkan perilaku, tetapi target dari hukuman mungkin saja sebagai konsekuensi dari perilaku : hukuamn positif dan negative. Dalam hukuman positif sebuah stimulus aversif ditambahkan setelah perilaku untuk mengurangi frekuensi dari dari perilaku yang menjadi target. Dalam hukuman yang negative, stimulus penguatan di hilangkan mengikuti perilaku untuk mengurangi frekuensi dari perlikau yang menjadi target. Dari kedua tipe hukuman tersebut, perilaku kurang mungkin terjadi di masa depan. Ke empat prosedur kondisi operan ini dari program dasar terapi perilaku untuk pelatihan keahlian ornag tua dan juga dalam prosedur pengaturan diri.
Skinner (1948) percaya bahwa hukuman memiliki batas nilai dalam merubah perilaku dan bisanya sebuah cara yang tidka diinginkan untuk memodifikasi perilaku. Dia melawan untuk menggunakan control aversive dari pemberian hukuman,  dan merekomendasikan untuk menggunakan penguatan positif. Kunci dari prinsip dalam pengaplikasian pendekatan analisis perilaku adalah untuk menggunakan cara yang mungkin untuk mengubah perilaku, dan penguatan positif disebut sebagai cara yang paling kuat/tepat. Skinner meyakini dalam nilai analisis faktor lingkungan untuk kedua penyebab dan pengobatan untuk masalah perilaku dan berpendapat bahwa keuntungan yang paling baik untuk individual dan masyarakat terjadi dengan menggunakan sistem penguatan positif sebagai sebuah rute untuk mengontrol perilaku (Nye, 2000).
Dalah kehidupan sehari – hari, hukuman biasanya digunakan sebagai sarana untuk balas dendam ataupun ekpresi frustrasi. Bagaimanapun juga, seperti Kazdin (2001) terangkan, “hukuman dalam kehidupan sehari – hari tidak seperti untuk mengajarkan suatu pelajaran atau menekankan perilaku yang tertahan karena dari hukuman yang spesifik yang digunakan dan bagaimana mereka mengaplikasikannya”. Walaupun dalam kasus tersebut saat hukuman menekankan pada respon yang tidak dinginkan, hukuman tidak menghasilkan pelajaran perilaku yang diinginkan. Hukuman harus digunakan hanya setelah pendekatan yang tidak menyenangkan telah diimplemantasikan dan ditemukan tidak efektif dalam perubahan masalah perilaku (kazdin, 2001; Miltenberger, 2008) ini penting bahwa penguatan digunakan sebagai cara untuk mengembangkan perilaku yang sesuai yang menggantikan perilaku yang dapat menekan.

Training relaksasi dan metode terkait
Pelatihan relaksasi telah meningkay popularitasnya sebagai sebuah metode pengajaran untuk mengatasi stress yang diakibatkan oleh kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan pada memperoleh relaksasi metal dan otot dan ini mudah dipelajari. Setelah klien belajar dasar dari relaksasi, penting bagi mereka untuk mempraktekan latihan ini setiap harinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jacobson (1983) dikreditkan dengan awalnya mengembangkan prosedur relaksasi otot progresif. Ini telah diperhalus dan dimodifikasi, dan prosedur relaksasi seringkali digunakan dalam kombinasi dengan beberapa tehnik – tehnik perilaku lainnya. Termaksud sistem desensilisasi, pelatihan pernyataan, program pengaturan diri, rekaman audio yang memandu prosedur relaksasi, meditasi, dan latihan autogenic.
Pelatihan relaksasi melibatkan beberapa komponen yang dibutuhkan 4 – 8 jam dalam instruksinya. Klien diberikan sebuah set dari instruksi yang mengajarkan mereka untuk relaks. Klien menganggap posisi passive dan relaks diadalam sebuah lingkuangan yang sepi selama menyebarkan kedalam otot secara bergantian. Relaksasi otot progressive ini secara eksplicit mengajarkan kepada klien oleh terapis. Nafas yang dalam dan biasa juga berhubungan dengan produksi relaksasi. Pada saat yang sama klien belajar secara mentak untuk “Melepaskan”. Mungkin dengan berfokus pada pikiran atau membanyangakan sesuatu yang menyenangkan. Klien diinstruksikan untuk benar-beanr merasakan dan mengalami ketegangan yang meninggi, untuk memberitahu bahwa otot mereka telah menjadi semakin ketat dan mempelajari tegangan ini, dan untuk bertahan dan merasakan secara utuh tekanannya. Juga, ini berguna untuk klien yang kemudia tau bagaimana untuk merelaksasikan seluruh otot saat memvisualisasikan beberapa bagian tubuh, yang menekankan pada otot wajah. Otot tangan di relaksasikan terlebih dahulu, diikuti dengan kepala, leher dan bahu, punggung, perut, dan dada dan lalu anggota tubuh paling rendah. Relaksasi telah menjadi respon yang baik, yang bisa menjadi kebiasaan bial di praktekan setiap hari selama kira-kira 25 menit setiap harinya
Sistematis desensitization, yang didasarkan pada prinsip pengondisian klasik, adalah prosedur dasar perilaku yang dikembangkan oleh Yusuf wolpe, salah satu pelopor terapi perilaku. Klien bayangkan berturut-turut lebih banyak kecemasan membangkitkan situasi pada saat yang sama bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang bersaing dengan kecemasan. Secara bertahap, atau secara sistematis, klien menjadi kurang sensitif terhadap kecemasan yang membangkitkan situasi. Prosedur ini dapat dianggap bentuk pemaparan terapi karena klien diharuskan untuk mengekspos diri mereka sendiri untuk menimbulkan kecemasan gambar cara untuk mengurangi kecemasan.
Sistematis desensitization adalah terapi perilaku secara empiris diteliti prosedur yang memakan waktu, namun jelas pengobatan yang efektif dan efisien kecemasan terkait disorders, terutama di wilayah fobia spesifik. Sebelum menerapkan prosedur desensitization, terapis melakukan wawancara awal untuk mengidentifikasi informasi spesifik tentang kecemasan dan untuk mengumpulkan informasi tentang klien latar belakang yang relevan. Wawancara ini, dimana beberapa sesi, memberikan terapis pemahaman yang baik tentang siapa klien adalah. Terapis pertanyaan klien tentang keadaan-keadaan tertentu yang menimbulkan ketakutan terkondisi. Beberapa terapis juga mengelola kuesioner untuk mengumpulkan data tambahan tentang situasi menuju kecemasan.
Jika keputusan dibuat untuk menggunakan prosedur desensitization, terapis memberikan klien sebuah alasan untuk prosedur dan menjelaskan secara singkat apa yang terlibat. McNeil dan kyle (2009) menggambarkan beberapa langkah dalam penggunaan sistematis desensitization: 1) relaksasi pelatihan, 2) pengembangan kecemasan hierarcy dan, 3) sistematis desensitization yang tepat.
Langkah-langkah dalam relaksasi pelatihan, yang telah dijelaskan sebelumnya, disajikan kepada klien. Terapis menggunakan suara yang sangat tenang, lembut dan menyenangkan untuk mengajar relaksasi otot progresif. Klien diminta untuk membuat citra sebelumnya lapangan. Sangat penting bahwa klien mencapai keadaan tenang dan kedamaian. Klien diperintahkan untuk relaksasi praktek baik sebagai bagian dari prosedur desensitization dan juga di luar sesi sehari-hari.
Terapis kemudian bekerja dengan klien untuk mengembangkan hirarki kecemasan untuk masing-masing daerah diidentifikasi. Stimuli yang mendapatkan kecemasan di daerah tertentu, seperti penolakan, kecemburuan, kritik, penolakan, atau fobia apapun, dianalisis. Terapis membangun daftar peringkat situasi yang menimbulkan peningkatan derajat kecemasan atau menghindari. Hierarki diatur dalam urutan dari situasi terburuk klien dapat membayangkan ke situasi yang membangkitkan sedikit kecemasan. Jika telah menentukan bahwa klien memiliki kecemasan terkait dengan takut ejeksi, misalnya, situasi penghasil kecemasan tertinggi mungkin penolakan oleh pasangan, berikutnya, penolakan oleh seorang teman dekat, dan kemudian penolakan oleh seorang rekan kerja. Situasi yang paling tidak mengganggu mungkin asing u2019s % ketidakpedulian terhadap klien di sebuah pesta.
Desensitization tidak dimulai sampai beberapa sesi setelah wawancara awal telah selesai. Cukup waktu yang diperbolehkan untuk klien untuk mempelajari relaksasi dalam sesi terapi, berlatih di rumah, dan untuk membangun hirarki kecemasan mereka. Terapis bergerak semakin naik hierarki sampai klien sinyal bahwa dia mengalami kecemasan, pada saat adegan diakhiri. Relaksasi kemudian diinduksi lagi, dan memperkenalkan adegan adalah kembali lagi sampai sedikit kecemasan berpengalaman untuk itu. Inti dari sistematis desensitization adalah paparan berulang-ulang dalam imajinasi untuk membangkitkan kecemasan situasi whitout mengalami konsekuensi negatif.
Klien cenderung memberikan keuntungan lebih besar ketika mereka memiliki berbagai cara untuk mengatasi situasi membangkitkan kecemasan yang mereka dapat terus digunakan setelah terapi telah berakhir mcneil dan kyle (2009).
Sistematis desensitization adalah teknik yang sesuai untuk mengobati fobia, tetapi itu adalah kesalahpahaman yang dapat diterapkan hanya untuk pengobatan kecemasan. Ini juga telah digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi di samping kecemasan, termasuk kemarahan, serangan asma, insomnia, gerakan penyakit, mimpi buruk, dan berjalan dalam tidur (spiegler, 2008). Secara historis, desensitization mungkin memiliki rekam jejak terpanjang teknik perilaku dalam berurusan dengan ketakutan, dan hasil positif yang telah didokumentasikan berulang kali McNeil dan kyle (2009). Sistematis desensitizations ini sering dapat diterima kepada klien karena mereka secara bertahap dan simbolis terkena kecemasan-membangkitkan situasi. Perlindungan adalah bahwa klien mengendalikan proses dengan pergi dengan langkah mereka sendiri dan mengakhiri eksposur ketika mereka mulai mengalami lebih banyak kecemasan dari mereka ingin mentolerir (spiegler & amp; guevremont, 2003).
banjir dan paparan pada vivo
Paparan terapis yang dirancang untuk mengobati lain ketakutan dan negatif respon emosional dengan memperkenalkan klien , di bawah hati-hati kondisi terkontrol untuk situasi yang telah berkontribusi pada masalah semacam . Eksposur adalah kunci proses dalam mengobati berbagai masalah terkait dengan rasa takut dan kecemasan . Paparan sistematis terapi melibatkan konfrontasi dengan stimulus yang ditakuti , baik melalui imajinasi atau di vivo ( live ) . Desensitization merupakan salah satu jenis paparan terapi , tapi ada orang lain . Dua variasi sistematis tradisional desensitization berada dalam paparan vivo dan banjir .
IN VIVO EXPOSURE: In vivo eksposur melibatkan eksposur klien untuk membangkitkan kecemasan peristiwa aktual daripada hanya membayangkan situasi ini. Hidup paparan yakin telah landasan terapi perilaku selama beberapa dekade (hazlett-stevens & amp; crakes, 2003). Bersama-sama, terapis dan klien menghasilkan hirarki situasi untuk klien untuk bertemu dalam aascending orger kesulitan. Klien terlibat secara ringkas dan lulus serangkaian eksposur terhadap peristiwa-peristiwa yang ditakuti. Klien dapat mengakhiri eksposur jika mereka mengalami tingkat tinggi kecemasan. Seperti halnya dengan sistematis desensitization, klien belajar bersaing tanggapan yang melibatkan relaksasi otot. Sebagai contoh, terapis bisa pergi dengan klien dalam lift jika mereka memiliki fobia menggunakan elevator. Diri mengelola in vivo eksposur-a prosedur di mana klien mengekspos diri mereka sendiri untuk membangkitkan kecemasan kegiatan mereka sendiri-adalah sebuah alternatif ketika tidak praktis untuk terapis harus dengan klien dalam situasi kehidupan nyata.

FLOODING: bentuk lain dari eksposur terapi adalah banjir, yang mengacu pada in vivo atau imajinal terpapar membangkitkan kecemasan rangsangan untuk jangka waktu, seperti yang merupakan karakteristik dari semua eksposur terapi, meskipun pengalaman klien kecemasan selama eksposur, konsekuensi ditakuti tidak terjadi. Banjir in vivo terdiri dari intens dan berkepanjangan terpapar sebenarnya memproduksi kecemasan rangsangan. Sisa terpapar ditakuti rangsangan untuk periode berkepanjangan tanpa terlibat dalam kecemasan yang mengurangi perilaku memungkinkan kecemasan untuk mengurangi sendiri. Secara umum, sangat takut klien cenderung untuk mengekang kecemasan mereka melalui penggunaan dari perilaku maladaptive. Banjir, klien dicegah dari terlibat dalam tanggapan maladaptive kecemasan membangkitkan situasi mereka biasa. Banjir in vivo cenderung mengurangi kecemasan cepat.
Imajinal banjir adalah berdasarkan prinsip akrab dan mengikuti prosedur yang sama kecuali eksposur terjadi di klien imajinasi bukan dalam kehidupan sehari-hari. Banjir sering digunakan dalam pengobatan perilaku kecemasan terkait disorders, fobia, obsessive compulsive disorder, posttraumatic stress disorder, dan agoraphobia.
Eksposur berkepanjangan dan intens dapat kedua cara efektif dan efisien untuk mengurangi kecemasan klien. Namun, karena dari ketidaknyamanan yang terkait dengan paparan berkepanjangan dan intens, beberapa klien mungkin tidak memilih perawatan eksposur ini. Hal ini penting untuk terapis perilaku untuk bekerja dengan klien untuk membuat motivasi dan kesiapan untuk pemaparan. Klien harus membuat keputusan setelah mempertimbangkan pross dan kontra menundukkan diri untuk aspek-aspek yang sedang stres perawatan.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan terapi consistenly dapat mengurangi klien tingkat rasa takut dan gelisah ( tryon , 2005 ) . Paparan suara keberhasilan terapi dalam mengobati berbagai gangguan telah mengakibatkan paparan yang digunakan sebagai bagian dari sebagian besar perilaku dan perilaku kognitif pengobatan untuk kecemasan gangguan ( mcneil & amp ; kyle , 2009 ) . Spigler dan guevremont ( tahun 2003 ) menyimpulkan bahwa paparan terapi itu adalah hal yang paling ampuh prosedur perilaku yang tersedia untuk gangguan kecemasan terkait , dan mereka akan bertahan lama efek . Namun , mereka menambahkan , menggunakan paparan sebagai satu-satunya pengobatan protap ini tidak selalu cukup banyak . Dalam kasus yang melibatkan parah dan gangguan multifaceted , lebih dari satu perilaku intervensi ini sering diperlukan . Semakin imaginal dan pada vivo paparan sedang digunakan dalam kombinasi , yang cocok dengan tren dalam terapi perilaku untuk menggunakan paket perawtan sebagai suatu cara untuk meningkatkan efektivitas terapi .
Desensitization gerakan mata dan pengolahan
             Desensitization herakan mata dan pengolahan (EMDR) adalah bentuk terapi eksposur yang melibatkan imajinal banjir, kognitif restrukturisasi dan penggunaan gerakan cepat, berirama mata dan lainnya bilateral rangsangan untuk memperlakukan klien yang telah mengalami stres traumatice. Dikembangkan oleh Francine Shapiro (2001), prosedur ini terapeutik yang menarik dari berbagai perilaku intervensi. Dirancang untuk membantu klien dalam berurusan dengan posttraumatice stres gangguan, (EMDR telah diterapkan untuk berbagai populasi termasuk anak-anak, pasangan, korban pelecehan seksual, veteran pertempuran, korban kejahatan, perkosaan, selamat, dan orang-orang yang berurusan dengan kecemasan, panik, depresi, kesedihan, kecanduan, dan fobia.
Shapiro (2001) menekankan pentingnya keselamatan dan kesejahteraan klien ketika menggunakan pendekatan ini. EMDR mungkin tampak sederhana untuk beberapa, tapi etis penggunaan tuntutan prosedur pelatihan dan klinis supervision.because reaksi yang kuat dari klien, sangat penting bahwa praktisi tahu bagaimana aman dan efektif mengelola kejadian-kejadian ini. Terapis tidak boleh menggunakan prosedur ini kecuali mereka menerima pelatihan dan pengawasan dari instruktur EMDR resmi. Diskusi yang lebih lengkap dari prosedur ini perilaku dapat ditemukan di Shapiro (2001, 2002a).
Ada beberapa kontroversi Apakah gerakan mata sendiri menciptakan perubahan, atau penerapan teknik kognitif dipasangkan dengan mata gerakan bertindak sebagai agen perubahan. Dukungan empiris untuk EMDR telah dicampur, yang membuatnya sulit untuk menggambar bentuk kesimpulan tentang keberhasilan atau kegagalan ini intervensi (McNeil & amp; Kyle, 2009). Dalam menulis tentang masa depan EMDR, prochaska dan Norcross (2007) membuat beberapa prediksi: peningkatan jumlah praktisi akan menerima pelatihan di EMDR; hasil penelitian akan terang pada EMDR % u2019s efektivitas dibandingkan dengan terapi lain saat ini untuk trauma; dan penelitian lebih lanjut dan praktek akan memberikan rasa efektivitas dengan gangguan selain posttraumatic stress disorder.

pelatihan keterampilan social
Pelatihan keterampilan sosial adalah kategori luas yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial; Hal ini digunakan untuk memperbaiki defisit klien memiliki dalam interpersonal kompetensi (spiegler, 2008). Keterampilan sosial melibatkan mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam cara yang tepat dan efektif. Beberapa aspek yang diinginkan dari pelatihan ini adalah bahwa ia memiliki dasar yang sangat luas dari penerapan dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu klien (segrin, 2003). Pelatihan keterampilan sosial adalah kemarahan manajemen pelatihan, yang dirancang untuk individu yang memiliki masalah dengan perilaku agresif. Pernyataan pelatihan, yang digambarkan berikutnya, adalah untuk orang-orang yang kekurangan keterampilan tegas.
PERNYATAAN pelatihan: Salah satu bentuk khusus pelatihan keterampilan sosial yang telah mendapatkan popularitas meningkat adalah mengajar orang mengalami kesulitan perasaan sesuai atau kanan untuk menyatakan diri mereka sendiri. Orang-orang yang tidak memiliki keterampilan sosial sering mengalami kesulitan interpersonal di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan selama waktu luang. Pernyataan pelatihan dapat berguna bagi mereka (1) yang mengalami kesulitan mengekspresikan kemarahan atau iritasi, (2) yang memiliki kesulitan mengatakan tidak, (3) yang terlalu sopan dan memungkinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dari mereka, (4) yang merasa sulit untuk mengekspresikan kasih sayang dan tanggapan positif lainnya, (5) yang merasa mereka tidak memiliki rigt untuk mengekspresikan pikiran, keyakinan dan perasaan, atau, (6) yang memiliki fobia sosial.
Mendasari asumsi dasar pernyataan pelatihan adalah bahwa orang-orang memiliki berhak (tetapi tidak berkewajiban) untuk mengekspresikan diri mereka. Pernyataan pelatihan didasarkan pada prinsip-prinsip teori pembelajaran sosial dan menggabungkan banyak keterampilan sosial metode pelatihan. Umumnya, terapis mengajarkan maupun model perilaku yang diinginkan klien ingin memperoleh. Perilaku ini dipraktekkan di kantor terapi dan kemudian diberlakukan pada kehidupan sehari-hari. Program-program pelatihan efektif pernyataan lebih memberi orang keterampilan dan teknik untuk menghadapi situasi sulit. Program ini menantang keyakinan masyarakat yang menemani kurangnya ketegasan dan mengajar mereka untuk membuat pernyataan-pernyataan diri yang konstruktif dan untuk mengadopsi satu set keyakinan yang akan menghasilkan perilaku yang tegas.
Pernyataan pelatihan sering dilakukan dalam kelompok. Ketika format grup digunakan, pemodelan dan petunjuk yang disajikan kepada seluruh kelompok, dan anggota berlatih keterampilan perilaku dalam peran situasi. Setiap anggota engges di lebih lanjut latihan tegas perilaku sampai keterampilan dilakukan secara memadai dalam berbagai situasi simulasi (Miltenberger, 2008).
Karena pernyataan pelatihan didasarkan pada pengertian barat dari nilai ketegasan, itu mungkin tidak cocok untuk klien dengan latar belakang budaya yang menempatkan lebih menekankan pada harmoni daripada menjadi tegas. Meskipun konselor dapat beradaptasi formulir ini prosedur pelatihan keterampilan sosial sesuai dengan gaya mereka sendiri, sangat penting untuk menyertakan perilaku latihan dan terus-menerus penilaian sebagai dasar aspek dari program. Jika Anda tertarik untuk belajar lebih banyak pernyataan kereta ing, berkonsultasi dengan hak Anda sempurna: sebuah panduan untuk tegas perilaku (Alberti & amp; Emmons, 2008).
modifikasi perilaku diarahkan pada program diri sendiri
Psikolog yang berbagi perspektif ini prihatin terutama dengan mengajar orang keterampilan yang mereka akan perlu untuk mengatur kehidupan mereka sendiri secara efektif. Keuntungan dari teknik modifikasi diri adalah bahwa perawatan dapat diperluas untuk masyarakat dengan cara yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional untuk terapi. Keuntungan lain adalah bahwa biaya minimal. Karena klien memiliki peran langsung dalam perawatan mereka sendiri, teknik aimedat diri mengubah cenderung untuk meningkatkan keterlibatan dan komitmen untuk pengobatan mereka.
Termasuk modifikasi diri strategi diri pemantauan , hadiah , diri kontrak , diri kendali stimulus , dan diri sebagai model . Ide dasar diri modifikasi kajian dan kegiatan adalah bahwa perubahan dapat dibawa oleh mengajar orang untuk menggunakan mengatasi keterampilan dalam situasi . bermasalah Generalisasi dan pemeliharaan hasil yang diperkuat mendorong klien untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan strategi ini dalam kehidupan sehari-hari .

Dalam program modifikasi diri sendiri orang membuat keputusan tentang perilaku spesifik yang mereka ingin kontrol atau ubah. orang sering menemukan bahwa alasan utama bahwa mereka tidak mencapai tujuan mereka adalah kurangnya keterampilan tertentu atau harapan yang tidak realistis. berharap dapat menjadi faktor terapi yang mengarah pada perubahan, tapi harapan tidak realistis dapat membuka jalan bagi pola kegagalan dalam program perubahan diri sendiri. suatu pendekatan langsung kepada diri sendiri dapat memberikan pedoman untuk perubahan dan rencana yang akan Membawa Perubahan. bagi orang yang berhasil dalam program seperti ini, analisis yang cermat dari kontekspola perilaku sangat penting, dan orang harus bersedia mengikuti beberapa langkah dasar seperti yang disediakan oleh Watson dan Tharp(2007) :

9.      memilih tujuan. tujuan harus ditetapkan satu per satu, dan mereka harus terukur, dapat dicapai, positif dan signifikan bagi orang tersebut. adalah penting bahwa harapan yang realistis.
10.  menerjemahkan tujuan ke dalam perilaku sasaran. perilaku identitas ditargetkan untuk perubahan. begitu target untuk perubahan yang dipilih, antisipasi hambatan danmemikirkan cara-cara untuk menegosiasikan mereka
11.  pemantauan diri sendiri. dengan sengaja dan sistematis mengamati perilaku Anda sendiri, dan menulis buku harian perilaku, merekam perilaku bersama dengan komentar tentang isyarat yg relevan dan konsekuensi.
12.  bekerja di luar rencana untuk perubahan. merencanakan suatu program tindakan untuk membawa perubahan yang sebenarnya. berbagai rencana untuk tujuan yang samadapat dirancang, yang masing-masing bisa efektif. beberapa jenis sistem penguatan diri sendiri diperlukan dalam rencana ini karena bala bantuan merupakan hal terpenting dalam terapi perilaku modern. penguatan diri sendiri adalah strategi sementara yang digunakan sampai perilaku baru telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.mengambil tindakan untuk memastikan bahwa prestasi akan dipertahankan.
13.  mempelajari rencana tindakan. mengevaluasi rencana perubahan untuk menentukan apakah tujuan yang ditetapkan tercapai, dan menyesuaikan dan merevisi rencana sebagai cara lain untuk memenuhi tujuan dipelajari. evaluasi adalah proses yang berkelanjutan bukankejadian satu kali, dan perubahan diri sendiri adalah praktek seumur hidup.
            banyak orang yang mengembangkan beberapa jenis program modifikasi pertemuan diri sendiri berulang kali gagal, situasi Polivy dan herman (2002) sebut sebagai"sindrom harapan palsu," yang merupakan ditandai dengan expetations realistismengenai kecepatan mungkin, jumlah, kemudahan dan konsekuensi dari perubahan upaya diri sendiri.upaya perubahan diri sendiri sering menemui kegagalan sejak awal oleh harapan yang tidak realistis, tetapi individu sering terus mencoba dan mencoba dengan harapanbahwa mereka akhirnya akan berhasil dalam mengubah pola perilaku. banyak orangmenafsirkan kegagalan mereka untuk berubah sebagai hasil dari upaya yang tidak memadai atau terlibat dalam program yang salah.
                                                     
strategi modifikasi diri telah berhasil diterapkan untuk penduduk dan masalah, beberapayang termasuk mengatasi serangan panik, membantu anak untuk mengatasi takut akangelap, meningkatkan produktivitas kreatif, mengelola kecemasan dalamsituasisosial,mendorong berbahasa didepan kelas ,meningkatkan olahraga, pengendalian darimerokok, dan berurusan dengan depresi(Watson & Tharp, 2007). penelitian tentang modifikasi diri sendiri telah dilakukan di berbagai macam masalah kesehatan, beberapa diantaranya termasuk radang sendi, asma, kanker, penyakit jantung,penyalah gunaan narkoba, diabetes, sakit kepala, kehilangan penglihatan, gizi, dan perawatan kesehatan diri (Cormier et al. 2009).

multimodal therapy :clinical behaviour  therapy
            multimodal terapi adalah, komprehensif sistematis, holistik, pendekatan terapi perilaku dikembangkan oleh Arnold Lazarus (1976,1986,1987,1992 sebuah, 1992b, 1992c,1997a, 2005,2008). itu didasarkan pembelajaran sosial dan teori kognitif dan berlakuteknik perilaku yang beragam untuk berbagai masalah. pendekatan ini berfungsisebagai penghubung utama antara beberapa prinsip perilaku dan pendekatan perilaku kognitif yang telah banyak menggantikan terapi perilaku tradisional.
            terapi multimodal adalah sistem terbuka yang mendorong eklektisisme teknis. teknik baru terus-menerus diperkenalkan dan teknik yang sudah ada disempurnakan, tetapi mereka tidak pernah digunakan secara tabur. terapis multimodal  berusaha keras untuk menentukan secara tepat apa hubungan dan keadaan apa. asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah bahwa karena individu yang terganggu oleh berbagaimasalah tertentu adalah tepat bahwa banyak strategi pengobatan digunakan dalam membawa perubahan. fleksibilitas terapeutik dan keserbagunaan, bersama denganluasnya lebih dari mendalam, sangat dihargai, dan ahli terapi multimodal terus-menerus menyesuaikan prosedur mereka untuk mencapai tujuan klien. terapis harus memutuskankapan dan bagaimana menjadi menantang atau mendukung, dingin dan panas, formal dan informal, dan keras atau lunak(Lazarus,1997a,2008).
Terapis multimodal cenderung sangat aktif selama sesi terapi, berfungsi sebagai pelatih, pendidik, konsultan dan model peran. mereka memberikan informasi, instruksi dan umpan balik serta model bahaviors tegas. mereka menawarkan kritik contructive dan saran, bala bantuan positif dan tepat diri - pengungkapan.
Lazarus (2008) berpendapat: "multimodal terapis berlangganan tidak ada dogma selain prinsip-prinsip parsimoni teoritis dan efektivitas terapi" (hal.396). teknik dipinjam dari berbagai sistem terapi lainnya. mereka mengakui bahwa banyak klien datang untuk terapi perlu belajar keterampilan, dan mereka bersedia untuk mengajar, pelatih, kereta api, model dan mengarahkan klien mereka. terapis multimodal biasanya berfungsi directively dengan memberikan informasi, instruksi dan reaksi. mereka menantang diri sendiri keyakinan, menawarkan umpan balik konstruksi, memberikan penguatan positif dan secara tepat pengungkapan diri. adalah penting bahwa terapis mulai di mana klien dan kemudian pindah ke daerah produktif lainnya untuk eksplorasi. kegagalan untuk memahami situasi klien dengan mudah dapat meninggalkan perasaan klien terasing dan disalahpahami (Lazarus, 2000).ATAS DASAR I.D. inti dari pendekatan multimodal Lazarus adalah premis bahwa kepribadian kompleks manusia dapat dibagi menjadi tujuh
pengandaian
perilaku
Pertanyaan untuk bertanya
behavior
terang-terangan perilaku, termasuk tindakan, kebiasaan dan reaksi yang dapat diamati dan terukur
Apakah anda ingin berubah?
seberapa aktif Anda?
apa yang akan Anda ingin lakukan?
apa yang akan Anda ingin berhenti melakukan ?
apa saja kekuatan utama Anda?
perilaku apa yang membuat anda ingin lakukan?
affect
emosi, suasana hati dan perasaan yang kuat
Apakah emosi anda yang sering anda alami?
apa yang membuat Anda tertawa?
apa yang membuat Anda menangis?
apa yang membuat Anda sedih, marah, senang, takut?
emosi apa yang bermasalah untuk Anda?
sensation
dasar indera sentuhan, rasa, bau, penglihatan, dan pendengaran
Penderitaan apa yang tidak menyenangkan, seperti sakit, sakit, pusing, dan sebagainya?
apa yang Anda sangat suka atau tidak suka dalam cara melihat, mencium, mendengar, menyentuh, dan mencicipi?

imagery
bagaimana kita membayangkan diri kita, termasuk mimpi kenangan dan khayalan
apa saja mimpi berulang mengganggu dan kenangan hidup?
apakah Anda memiliki imajinasi yang jelas?
bagaimana Anda melihat tubuh Anda?
bagaimana Anda melihat diri Anda sekarang?
bagaimana Anda ingin mampu melihat diri Anda di masa depan?
Cognition
wawasan, filosofi, ide, pendapat, self-talk, dan penilaian yang merupakan nilai dasar seseorang, sikap, dan keyakinan
apa saja cara agar Anda memenuhi kebutuhan intelektual Anda?
bagaimana Anda pikiran Anda mempengaruhi emosi Anda?
apa nilai dan keyakinan yang paling Anda kasihi?
apa saja hal-hal negatif yang Anda katakan kepada diri Anda sendiri?
apa saja keyakinan pusat Anda rusak?
apa keharusan utama oughts dan keharusan dalam hidup Anda?
bagaimana Anda memperoleh itu di dalam cara hidup efektif?
Interpersonal relationship
Interaksi dengan banyak orang
seberapa banyak makhluk sosial kan?
untuk apa gelar yang Anda inginkan keintiman dengan orang lain?
apa yang Anda harapkan dari orang-orang penting dalam hidup Anda?
apa yang mereka harapkan dari Anda?
apakah ada hubungan dengan orang lain yang anda berharap untuk berubah?
jika demikian, apa jenis perubahan yang Anda inginkan?
Drugs/ biology
obatdan kebiasaannya gizi dan pola latihan
apakah Anda sadar kesehatan?
apakah Anda mempunyai keprihatinan apapun tentang kesehatan Anda?
apakah Anda mengambil obat yang diresepkan?
apa kebiasaan anda berhubungan dengan diet, olahraga dan kebugaran fisik?
bidang utama fungsi: B= Behavior ,A= Affective Responses, S= sensations, I=images C= Cognitions ,I= interpersonal relationshipsand D= drugs, biologis fungsi, gizi dan olahraga (Lazarus, 1989,1992 a, 1992b, 1997a, 1997b, 2000,2006,2008). meskipun modalitas yang interaktif, mereka dapat dianggap fungsi diskrit

terapi multimodal dimulai dengan penilaian yang komprehensif dari tujuh modalitas fungsi manusia dan interaksi di antara penilaian them.a lengkap dan program pengobatan harus menjelaskan masing-masing modalitas ID BASIC, yang merupakan peta kognitif menghubungkan setiap aspek dari kepribadian. tabel 9.1 keluar jalur proses ini dengan menggunakan pertanyaan Lazarus biasanya meminta (1989,1997 a, 2000, 2008).
premis utama dari terapi multimodal adalah bahwa luasnya sering lebih penting daripada mendalam. tanggapan lebih koping klien belajar di theraphy, semakin sedikit besar kemungkinan untuk kambuh (Lazarus.1996a, 2008; Lazarus & Lazarus, 2002). theraphists mengidentifikasi satu masalah tertentu dari setiap aspek dari ID BASIC kerangka sebagai target untuk mengubah dan mengajarkan klien berbagai teknik yang dapat mereka gunakan untuk memerangi pemikiran yang salah, untuk belajar santai dalam situasi stres dan untuk memperoleh keterampilan interpersonal yang efektif. klien kemudian dapat menerapkan keterampilan ini untuk berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka
pemeriksaan pendahuluan dari kerangka BASIC.ID memunculkan beberapa tema sentral dan signifikan yang kemudian dapat dieksplorasi secara produktif dengan menggunakan kuesioner kehidupan sejarah rinci. (lihat Lazarus dan Lazarus, 1991, untuk persediaan hidup sejarah multimodal). sekali profil utama BASIC.ID seseorang telah ditetapkan, langkah berikutnya terdiri dari pemeriksaan bagaimana Dr Lazarus menerapkan model penilaian BASIC.ID dengan kasus Ruth, bersama dengan contoh dari berbagai teknik yang dia gunakan, lihat kasus pendekatan untuk konseling dan psychotheraphy (Corey, 2009a, chap.7)
Kesadaran dan Penerimaan berbasis Terapi Kognitif Perilaku
selama dekade terakhir, "gelombang ketiga" terapi perilaku telah berkembang, yang berakibat pada perluasan tradisi perilaku. kesadaran adalah proses yang melibatkan semakin jeli dan menyadari rangsangan eksternal dan internal pada saat kini dan mengadopsi sikap terbuka ke arah menerimaapa yang bukan dilihat situasi sekarang (Kabat-Zinn, Segal, Williams, & Teasdale, 2002). inti dari kesadaran adalah menjadi sadar akan pikiran seseorang dari satumomen ke momen berikutnya dengan penerimaan yang lembut (Germer, Siegel, &Fulton, 2005). Dalam kesadaran klien praktek melatih diri mereka untuk fokus pada pengalaman mereka. akseptasi adalah proses yang melibatkan dengan menerima pengalaman  seseorang saat ini tanpa menghakimi atau preferensi, tetapi dengan rasa ingin tahu dan kebaikan, dan berjuang untuk penuh kesadaran pada saat kini (Germer,2005b). pendekatan kesadaran dan penerimaan adalah jalan yang baik untuk integrasispiritualitas dalam proses konseling.
            empat pendekatan utama dalam pengembangan terbaru dari tradisi perilaku meliputi (1)perilaku dialektis terapi (Linehan, 1993a, 1993b), yang telah menjadi suatu yang diakui untuk pengobatan gangguan kepribadian, (2) kesadaran pengurangan stres berbasis (Kabat-Zinn, 1990), yang melibatkan 8 - sampai 10 minggu program kelompokmenerapkan teknik-teknik kesadaran untuk mengatasi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis, (3) kesadaran berdasarkan terapi kognitif (Segal et al,2002), yang ditujukan terutama pada mengobati. depresi, dan (4) menerima dan terapikomitmen (Hayes, Strosahl, & Houts, 2005; Hayes, Strosahl, & Wilson, 1991), yang didasarkan pada klien mendorong untuk menerima, menerima daripada berusaha untukmengontrol atau mengubah, sensasi yang tidak menyenangkan . perlu dicatat bahwa keempat pendekatan ini didasarkan pada data empiris, ciri dari tradisi perilaku.
Terapi perilaku dialektis (DBT) yang dikembangkan untuk membantu klien mengatur emosi dan perilaku terkait dengan depresi, perlakuan yang paradoks membantu klien untuk menerima pengalaman emosional mereka (Morgan, 2005). praktek akseptasi melibatkan kejadian yang ada pada saat sekarang, melihat kenyataan sebagaimana adanya tanpadistorsi, tanpa penilaian, tanpa evaluasi, dan tanpa mencoba untuk bertahan padapengalaman atau untuk menyingkirkan itu. melibatkan sepenuhnya ke dalam kegiatan pada saat kini tanpa memisahkan diri dari peristiwa yang sedang berlangsungdan interaksi.
            dirumuskan oleh Linehan (1993a, 1993b), DBT adalah campuran yang menjanjikan dariteknik perilaku dan psikoanalitik untuk mengobati gangguan perbatasan. seperti terapi analitik, DBT menekankan pentingnya hubungan psikoterapi, validasi klien. Pentingnya etiologi dari klien yang telah mengalami "lingkungan yang menyangkal" seperti seorang anak, dan konfrontasi perlawanan. komponen utama dari DBT adalah mempengaruhi regulasi, gangguan toleransi, perbaikan dalam hubungan interpersonal, dan pelatihan kesadaran. DBT mempekerjakan teknik perilaku, termasuk bentuk terapi terpapar di mana klien belajar untuk menoleransi emosi yang menyakitkan tanpa memberlakukan perilaku merusak diri. DBT yang mengintegrasikan kognitif behaviorisme tidak hanya dengan konsep analitik tetapi juga dengan pelatihan kesadaran dari "eastern psychological and spiritual practices (praktek terutama Zen)" (Linehan, 1993b, hal. 6).
            Keterampilan DBT pelatihan bukan pendekatan"quick fix". Umumnyamelibatkan minimal satu tahun pengobatan dan meliputi baik terapi individu dan pelatihan keterampilan dilakukan dalam kelompok. DBT membutuhkan kontrak perilaku.untuk kompeten berlatih DBT, adalah penting untuk mendapatkan pelatihan dalam pendekatan ini.


MINDFULNESS BASED STRESS REDUCTION (MBSR) 
keterampilan yang diajarkan dalam programMBSR termasuk meditasi dan yoga selama sadar, yang bertujuan menumbuhkankesadaran. program ini mencakup meditasi tubuh  yang membantu klien untuk mengamati semua sensasi dalam tubuh mereka. sikap kesadaran didorong dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari termasuk berdiri, berjalan, dan makan. kedua orang itu terlibat dalam program ini didorong untuk berlatih meditasi kesadaran resmi selama 45 menit setiap hari. program MBSR terutama dirancang untuk mengajarkan peserta untuk berhubungan dengan sumber eksternal dan internal dari stres dengan cara yangkonstruktif. program ini bertujuan untuk mengajar orang bagaimana untuk hidup lebih lengkap di masa sekarang daripada merenungkan tentang masa lalu atau menjaditerlalu khawatir tentang masa depan.

ACCEPTANCE  AND  COMMITMENT  THERAPY (ACT)
 pendekatan lain kesadaran berbasis menerima dan terapi komitmen (Hayes dkk, 1999, 20050., yang melibatkan secara penuh menerima pengalaman saat ini dan penuh perhatian melepaskan hambatan. dalam pendekatan ini "penerimaan bukan hanya toleransi melainkan adalah nonjudmental aktifmerangkul pengalaman di sini dan sekarang "(Hayes, 2004, hal. 32). menerima adalah sikap atau postur dari mana untuk melakukan terapi dan dari mana klien dapatmelakukan kehidupan (Hayes & Pankey, 2003) bahwa memberikan alternatif untukbentuk-bentuk kontemporer dari terapi perilaku kognitif (Eifert & Forsyth, 2005)berbeda dengan pendekatan perilaku kognitif dibahas dalam bab 10, di mana kognisiditantang atau diperdebatkan, dalam ACT kognisi diterima.. klien belajar bagaimanamenerima pikiran dan perasaan mereka mungkin telah mencoba untuk menolak. Hayestelah menemukan bahwa kognisi maladaptif yang menantang sebenarnya memperkuatbukan mengurangi fleksibilitas. nilai merupakan bagian dasar dari proses terapi, danpraktisi ACT mungkin bertanya klien "apa yang Anda inginkan dalam hidup bertahan? ".
            selain penerimaan, komitmen untuk bertindak sangat penting. komitmen melibatkan membuat keputusan sadar tentang apa yang penting dalam hidup dan apa yang orang bersedia melakukan hidup dihargai (Wilson, 2008). ACT memanfaatkan pekerjaan rumah nyata dan latihan perilaku sebagai cara untuk membuat pola yang lebih besar dari tindakan efektif yang akan membantu klien hidup dengan nilai-nilai mereka (Hayes, 2004). misalnya, pada bentuk pekerjaan rumah yang diberikan kepada klien yang meminta mereka untuk menuliskan tujuan hidup atau hal yang mereka nilai dalam berbagai aspek kehidupan mereka. fokus ACT adalah memungkinkan pengalaman untuk datang dan pergi sementara mengejar kehidupan yang bermakna. menurut Hayes dan Pankey (2003), "ada dasar bukti yang berkembang bahwa menerima keterampilan penting bagi psikologis kesejahteraan dan dapat meningkatkan dampak dari psikoterapi dengan berbagai macam klien" (hal. 8).
ACT adalah bentuk efektif dari terapi (Eifert & Forsyth, 2005) yang terus mempengaruhi praktek terapi perilaku. Germer (2005a) menyarankan "kesadaran mungkin menjadi konstruk teori yang menarik klinis, penelitian, dan praktek dekat bersama-sama, dan membantu mengintegrasikan kehidupan pribadi dan profesionaldari terapis"(hal.11).menurut wilson (2008), ACT menekankan proses umum