Behavioral Therapy
B F
Skinner (1904 – 1990) dilaporkan bahwa ia tinggal
di lingkungan keluarga yang hangat. Selama masa pertumbuhannya skinner memiliki
ketertarikan yang besar dalam membangun atau membuat sesuatu, kegamaran yang
terus diikutinya sampai kejenjang profesionalitasnya.
Dia mendapatkan gelar Phd
Psikologinya di Universitas Harvard pada tahun 1931 dan kembali lagi ke Harvard
setelah mengajar di beberapa universitas lainnya. Dia memiliki dua orang putri,
salah satunya adalah seorang psikolog pendidikan dan satunya lagi adalah
seorang artis.
Skinner sangat menonjol
dalam bidang behaviourisme dan dianggap sebagai Bapak Psikologi Behaviourisme.
Skinner yang memperjuangkan paham behavior yang radikal, yang menempatkan
penekanan utamanya pada Tingkah laku sebagai Akibat / efek dari Lingkungan.
Skinner juga mengutarakan bahwa dia tidak percaya bahwa manusia bebas untuk
memilih. Dia mengakui bahwa perasaan dan pikiran memang ada, tetapi dia
mengingkari bahwa kedua hal itu lah sebagai efek atau penyebab dari munculnya
suatu perilaku. Malahan dia menekankan bahwa penyebab dari perilaku dan efek /
dampak merupakan hubugan antara
objektiv, kondisi lingkungan yang dapat diamati dan perilaku itu sendiri.
Skiner beranggapan bahwa terlalu banyak perhatian yang diberikan untuk keadaan
internal ari pikiran dan mitivasi, yang tidak bisa diobservasi dan diubah
secara langsung, dan terlalu terfokus pada apa yang diberikan untuk faktor
lingkungan yang bisa diobservasi secara langsung dan diubah. Dia sangat tertarik
pada konsep pemberian penguatan, yang dia aplikasikan pada kehidupannya
sendiri. Sebagai contoh, setelah bekerja selama beberapa jam, dia akan pergi ke
tenda nya, lalu menggunakan headphone nya dan mendengarkan music klasik (frak
dattilio, komunikasi personal, 9 desember, 2006).
Perkerjaan skinner
kebanyakan adalah melakuakn eksperimen di laboratoriumnya, tetapi yang liannya
dia juga mengajar, mengelola masalah manusia, , dan rencana sosial. Science and Human Behaviour (Skinner, 1953) merupakan
buku yang paling menggambarkan bagaimana pemikiran skinner tentang konsep
perilaku dapat diaplikasikan untuk setiap dasar dari perilaku manusia. Dalam Walden II (1948) skinner menggambarkan
sebuah komunitas Utopia yang merupakan pemikirannya, yang berasal dari laboratoriumnya,
untuk diaplikasikan kedalam isu –isu sosial. Buku nya pada tahun 1971, beyond freedom and dignity, bertujukan
keapda kebutuhan akan perubahan drastic bila masyarakat saat itu ingin bertahan
hidup. Skinner percaya bahwa ilmu pengetahuan dan tehknologi menjanjikan sebauh
masa depan yang lebih baik.
Albert
Bandura (b. 1925)
lahir didekat Alberta, Canada, dia adalah anak termuda dari 6 bersaudara
di sebauh keluarga erapa timur. Bandura menyelesaikan sekolah dasar dan
menengahnya di salah satu sekolah di kotanya
yang memiliki sedikit guru dan sumber daya lainnya. Keterbatasan sumber
daya ini terbukti merupakan asset bagi bandura dalam langkah awalnya
mempelajari ketrampilan diri “Self – directedness” , yang nantinya kan menjadi
salah satu tema penelitiannya.
Dia mendapatkan gelar Phd
dalam bidang psikologi Klinis di Universitas Lowa pada tahun 1952, dan satu
tahun setelahnya dia bergabung di fakultas Universitas Standford. Badnura dan
rekannya menajdi pioneer alam penelitiannya tentang Model social “social
modeling” dan mendemonstrasikan bahwa modeling adalah sebuah proses yang kuat
yang menjelaskan berbagai macam cara atau tipe – tipe belajar (Bandura 1971a,
1971b, Bandura and Walters, 1963) didalam program penelitannya di Unversitas
Stanford Bandura dan rekannya menggali lebih dalam tentang tori belajar sosial
dan peran yang menonjol dari belajar observasi, belajar modeling dalam motiv
motiv manusia, pikiran, dan perilakunya.
Pada pertengahan 1980
bandura mengganti nama teorinya menjadi “Teori Kognisi Sosial” yange
menerangkan tentang bagaimana kita memfungsikan diri sebagai pengaturan diri,
proaktiv, refleksi diri, dan pembentukan regulasi diri (bandura 1986) gagasan
ini menyatakan bahwa kita bukanlah organism sederhana yang dapat dibentuk dari
tekanan sosial ataupun dorongan internal yang merepresentasikan bagian dramatis
dalam tahap perkembangan terapi perilaku. Bandura memperluas cakupan dari terapi perilaku
dengan menggali tekanan kognitif dan afektif dan motif dari perilaku manusia.
Ada beberapa
kualitas / cirri yang melekat didalam teori kognitif Bandura. Bandura membuat
banyak bukti empiris yang menggambarkan bahwa kita memiliki banyak pilihan hidup dalam semua aspek di kehidupan
kita. Dalam Self-Efficacy: The Exercise
Of Control (Bandura 1997) bandura memperlihatkan secara menyeluruh aplikasi
dari teori efikasi diri nya kedalam area – area seperti perkembangan manusia,
psikologi, psikiatri, edukasi, pengobatan dan kesehatan, atletik, bisnis,
sosial dan perbahan politik dan hubungan internasional.
Bandura
memfokuskan 4 area dari penelitiannya
1. Kekuatan
dari modeling sosial dalam membentuk pikiran, emosi, dan perilaku.
2. Mekanisme
dari Insytansi manusia atau bagaimana seseorang mempengaruhi motivasinya dan
perilaku yang dia pilih
3. Persepsi
seseorang terhadap efikasi dirinya untuk mencoba mempengaruhi event – event
mengenai hidupnya
4. Bagaimana
tekanan / stress bereaksi dan bagaimana depresi disebabkan.
bandura membuat salah satu dari teori besar
yang tetap digunakan sampai awal abad 21. Dia telah menunjukan kepada orang –
orang bahwa seseorang membutuhkan efikasi diri dan ketahanan diri untuk
menciptakan kesuksesan hidup dan untuk bertemu hambatan yang tidak terelakan
dan tantangan yang mereka hadapi.
Bandura telah menulis 9 buku, banyak
diantaranya yang sduah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Di tahun 2004v
dia mendapatkan penghargaan “The Outstanding Lifetime Contribution to
Psychology” dari American Psychological Assosiation. Dia awal usianya yang ke
80, Bandura melanjutkan mengajar dan melakaukan penelitian di universitas
Stanford dan berkeliling dunia. Dia tetap mempunyai waktu untuk naik gunung,
menonton opera, ataunpun berkumpul bersama keluarganya dan mencicipi wine di
Napa dan Sonoma Valleys.
Pendahuluan
Praktisi terapi perilaku
berfokus pada perilaku yang dapat diamati, faktor – faktor yang menentukan
perilaku, pengalaman belajar yang mempromosikan perubahan, penerapan strategi
treatmen untuk klien individual, dan asesmen yang keras dan evaluasi (Kazdin,
2001; Wilson, 2008). Terapi perilaku terlalu digunakan kepada range yang luas
pada penderita gangguan psikologis dengan populasi klien yang berbeda (Wilson,
2008). Gangguan kecemasan, depresi, dan kekerasan, ganguan makan, kekerasan
ruamh tangga, masalah seksual, pain management, dan hipertensi telah sukses
diterapi menggunakan tehnik ini. Prosedur perilaku yang digunakan didalam
tehnik pembangunan dari ketidakbermampuan, penyakit mental, pendidikan, dan
pendidikan khusus, komunitas psikologi, psikologi klinis, rehabilitasi, bisnis,
pengaturan diri, psikologi olahraga, kesehatan yang berhubungan dengan
perilaku, dan gerontology (Milenberger 2008)
Latar
Belakang Sejarah
Terapi perilaku ini mulai
muncul pada awal 1950 dan awal 1960, dan ini merupakan tujuan radikal dari
psikologi dnegan prespektif psikoanalisa. Terapi perilaku bergerak dari terapi
/ perlakuan yang diaplikasikan dari prinsip Clasical conditioning dan Operant
Conditioning (yang akan dijelaskan secara singkat) untuk menangani berbagai
masalah perilaku. Saat ini, sanagt sulit untuk menemukan consensus dari
definisi terapi perilaku karena bidang ini telah berkembang menjadi lebih
kompleks / rumit dan ditandai dengan pandangan yang sama dari berbagai bidang.
Sesungguhnya, sejalan dengan lambat laun dan pertumbuhan dari terapi perilaku,
ini telah menutupi beberapa psikoterapi lainnya (Wilson 2008). Diskusi yang ada
disini adalah berdasarkan sejarah sketsa
terapi perilaku dari Spiegler dan Guevremont’s (2003).
Terapi perilaku tradisional memunculkan
stimulus di United States, Afrika Selatan, dan Inggris Raya pada 1950. Krtik
yang menjengkelkan tentang pelecehan dan ketahanan dari psikoterapi perspektif
psikoanalis, merupakan hal yang bertahan. Ini berfokus pada demonstrasi tehnik
kondisi perilkau yang dikondisikan efektif dan alternative yang hidup untuk
terapi psikoanalisis.
Pada tahun 1960 Albert
Bandura membuat teori belajar sosial, yang menggabungkan klasikal dan operant
conditioning dengan nelajar observasi. Bandura membuat kognisi lebih terfokus
untuk terapi perilaku. Selama tahun 1960 jumlah terapi perilaku – kognitif
bertambah, dan mereka tetap memiliki impact yang significan dalam percobaan
terapi.
Terapi perilaku
kontemporer tampil sebagai tekanan utama dalam psikologi selama tahun 1970an,
dan ini memiliki impact yang signifikan untuk edukasi, psikologi, psikoterapi,
psikiatri, dan perkerjaan sosial. Tehnik perilaku diperluas untuk memberikan solusi untuk bisnis, industry,
dan juga untuk mengatasi masalah anak. Dikenal sebagai “Ombak Pertama” di
bidang perilaku, tehnik terapi perilaku, dilihat sebagai treatment yang dapat
digunakan untuk berbagai masalah psikologis.
Tahun 1980an telah
dikarakteristikan dengan mencari untuk horizon baru dalam konsep dan metode
yang berada dibalik teori belajar tradisonal. Terapi perilaku melanjutkan untuk
subjek metode mereka untuk penyelidikan empiris dan untuk mempertimbangkan
impact dari percobaan dari terapi dalam keduanya, baik klien ataupun komunitas
yang lebih besar. Bertambahnya perhatian yang diberikan untuk peran emosi dalam
perubahan selama proses terapi, sebaik untuk peran dari faktor biologis dalam
gangguan psikologis. Dua dari perkembangan yang paling signifikan dalam bidang
ini adalah (1) muncul lanjutan dari terapi perilaku kognitif sebagai kekuatan
utama. (2) penerapan tehnik perilaku untuk pencegahan dan pegobatan ganguan
kesehatan terkait.
Pada akhir 1990an The
Association for Behavioral and Cognitive Therapies (ABCT) )dulunya dikenal
sebagai The Association for Advancement of Behavior Therapy) mengklaim memiliki
4300 member. Deskripsi terkini dari ABCT adalah “keanggotaan sebuah organisasi
yang lebih dari 4500 profesional dalam bidang Kesehatan mental dan pelajar yang
tertarik dalam dasar empiris dari Terapi perilkau kognitif”. Nama ini berubah
dan deskripsi ini mengungkapkan bahwa pemikiran terkini mengintergrasikan
perilaku dan terapi kognitif. Terapi kognitif dianggap menjadi “Ombak ke dua”
dari tradisi perilaku.
Pada awal 2000an, “ombak
ketiga” dari tradisi perilaku muncul, memperbesar ruang lingkup penelitian dan
praktek. Perkembangan terbaru ini meliputi dialectical terapi perilaku,
kesadaran berdasarkan pengurangan stress, kesadaran berdasarkan terapi
kognitif, dan penerimaan dan komitmen dalam terapi.
4
Area Perkembangan
Terapi perilaku
kontemporer bisa dimengerti dengan memgingat 4 area utama dari perkembangan:
(1) Clasical Conditoning, (2) Operant Conditioning, (3) teori belajar sosial,
(4) trapi perilaku kognitif.
Classical conditioning
(conditioning responden) mengacu pada apa yang terjadi pada pembelajaran
sebelumnya yang menciptakan respon berpasangan yang meyeleruh. Kunci dari
gamrana di area ini adalah Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical
conditioning melalui pengalaman dengan anjing. Saat makanan berulang ali muncul
dengan beberapa stimulus netral (sesuatu yang tidak mendapatkan respon
tertentu), seperti suara bell, anjing itu akan mengeluarkan air liur setiap
suara bell itu terdengar, bila bell terus terdengar tetapi makanantidak juga
muncul, maka respon air liur anjing tersebut akan menghilang juga, sebagai contoh
dari prosedur yang berdasarkan pada kondisi klasikal model dari Joseph Wolpe’s
desnsitisasi sistematis, yang akan dijelaskan nanti di bab ini. Tehnik ini
mengilustrasikan bagaimana prisip belajar datang dari laboratorium eksperimen
yang bisa diaplikasikan secara klinis. Desensitisasi dapat diaplikasikan untuk
seseoran melalui kondisi klasikal, menumbuhkan rasa takut untuk terbang setelah
mengalami pengalaman menakutkan saat terbang.
Kebanyak dari respon yang
signifikan yang kita buat setiap harinya adalah contoh dari perilaku operan,
seperti membaca, menulis, mengemudikan mobil, dan makan dengan alat makan.
Kondisi operan melibatkan tipe belajar dalam perilaku yang paling
mempengaruhi dengan konsekuensi yang
mengikuti mereka. Bila lingkungan berubah karena dibawa oleh perilaku yang
ditekankan bahwa, bila mereka menyediakan beberapa hadiah untuk organism atau
mengurangi stimulus aversif. perubahan menambahkan bahwa perilku akan terjadi
lagi. Bila lingkunagan berubah dan tidak meghasilkan tekanan atau memproduksi
stimulus aversif, kesempatan berkurang dan perilaku pun akan berkurang.
Penguatan negative dan positive, hukuman, dan tehnik pemadaman, dijelaskan
nanti dibab ini, ilustreasi bagaimana kondisi operan dalam seting aplikasi dapat menjadi alat dalam membangun perilaku
prososial dan perilaku adaptive. Tehnik operan digunakan oleh praktisionis
perilaku dalam edukasi untuk orang tua dan dengan program pengaturan berat
badan.
Para ahli perilaku baik dari klasikal ataupun
operan model tidak termaksud referensi untuk konsep mediasi, seperti peran dari
proses berpikir, dan nilai-nilai. Focus ini mungkin karena reaksi perlawanan
dari orientasi kedalam dari pendekatan psikodinamis. Pendekatan belajar sosial
(atau pendekatan sosial – kognitif), dibangun oleh Albert Bandura dan Richard
Walters (1963), ini adlaah interaksional, interdisipliner, dan multimodal
(Bandura 1997, 1982). Teori belajar sosial dan teori kognitif mempengaruhi
interaksi timbale balik triadic antara lingkungan, faktor personal
(kepercayaan, preferensi, ekspektasi, persepsi diri, dan interpretasi), dan
perilaku individu. Dalam pendekatan sosial kognitif, faktor lingkuangan dalam
perilaku menjadi penentu utama oleh proses kognitif yang mengatur bagaimana
pengaruh lingkungan yang dirasakan individu dan bagaimana peristiwa ini di
tafsirkan (wilson 2008). Asumsi dasarnya adalah seseorang mampu merubah
perilakunya sendiri. Untuk Bandura (1982, 1997), efikasi diri adalah
kepercayaan individu atau ekspektasi bahwa dia bisa menguasai sebuah situasi dan
membawa perubahan yang diinginkan. Sebuah contoh dari pembelajaran sosial
adalah bagaimana seseorang dapat membangun kemampuan sosial yang efektif
setelah mereka melakukan kontak dengan orang lain yang mempunya model
keterampilan interpersonal yang efektif.
Terapi perilaku kognitif
dan teori belajar sosial sekarang merepresentasikan aliran utama dari terapi
perilaku kontemporer. Sejak awal 1970an, pergerakan psikologi perilaku telah
diakui sebagai tempat berpikir resmi, walau untuk tingkatan pemberian faktor
kognitif merupakan sebauh peran sentral dalam mengerti dan mentreatmen maslaah
emosi dan perilaku. Pertengahan 1970an terapi perilaku kognitif telah
digantikan oleh terapi perilaku sebagai penerimaan dari sebutan dan bagian ini
mulai menekankan interaksi antara dimensi – dimensi afektif, perilkau, dan
kognitif (Lazarus, 2003; Wilson, 2008). Sebuah contoh yang baik dari pendekatan
intregativre ini adalah terapi multimodal, yang dididskusikan nanti di bab
ini. Banyak tehnik, khususnya
dikembangkan dalam tiga decade terakhir ini, menekankan proses kognitif yang
mempengaruhi peristiwa pribadi seperti “Client Self-talk” sebagai mediator dari
perubahan perilaku
Perbedaan dari terapi perilaku dan terapi
perilaku kognitif adalah jauh elbih sedikit digunakan sekarang, dan dalam
realitas, lebih banyak tercampur dengan teori, praktek, dan penelitian. (Sherry
Cormier, Personal communication, November 20, 2006).
Kunci
Konsep
Sudut
pandang Sifat manusia
Terapi prilaku modern
didasrkan kepada pendangan ilmiah sifat manusia yang menyiratkan sebuah
pendekatan konseling yang sistematis dan terstruktur. Pandangan ini tidak
berhenti hanya dalam Asumsi deterministic bahwa manusia adalah sekedar hasil
dari kondisi sosial budaya. Sebaliknya, pandangan terkini adalah bahwa manusia
adalah pencipta dan hasil dari ciptaan dari lingkungannya,
Tren terkini dalam terapi perilaku adalah
menuju prosedur perkembangan yang memang memberikan control untuk klien dan
dengan demikian meningkatkan rentang kebebasan. Terapi prilaku bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan seseorang sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih
banyak dalam merespon sesuatu. dengan mengatasi perilaku melemahkan yang
membatasi pilihan, orang bebas untuk memilih dari kemungkinan yang tidak
tersedia sebelumnya, meningkatkan kebebasan individu (kazdin, 1978, 2001). Ini
memungkinkan untuk membuat sebuah kasus untuk menggunakan metode perilaku untuk
mencapai tujuan kemanusiaan. (kazdin, 2001; Watson & Tharp, 2007)
Karakteristik
dasar dan asumsi
6 kunci karakteristik dari terapi perilaju
digambarkan sebagai berikut :
1. Terapi
perilaku merupakan dasar dalam prinsip dan prosedur metode ilmiah. prinsip
eksperimen berasal dari pembelajaran secara sistematis diterapkan untuk
membantu orang mengubah perilaku maladaptif mereka. karakteristik yang
membedakan dari praktisi perilaku adalah kepatuhan sistematis mereka untuk
presisi dan evaluasi empiris. perilaku negara tujuan terapis pengobatan dalam
hal tujuan konkret untuk membuat replikasi dari tekanan masyarakat mungkin.
tujuan pengobatan yang disepakati oleh klien dan terapis. sepanjang perjalanan
terapi, terapis prosedur ketetapan dan pengobatan dinyatakan secara eksplisit,
diuji secara empiris, dan direvisi terus-menerus.
2. penawaran
terapi perilaku dengan masalah klien saat ini dan faktor-faktor yang
mempengaruhi mereka, mungkin sebagai lawan dari analisis determinan sejarah.
penekanan pada faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi fungsi ini dan faktor
apa yang dapat digunakan untuk mengubah kinerja. pada pemahaman dari masa lalu
yang menawarkan informasi berguna
tentang peristiwa lingkungan berhubungan dengan perilaku ini. terapis perilaku
melihat ke peristiwa lingkungan saat ini yang menjaga masalah perilaku Dan
membantu klien menghasilkan perubahan perilaku dengan mengubah peristiwa
lingkungan, melalui proses yang disebut penilaian fungsional, atau yang disebut
oleh Wolpe (1990) sebagai "analisis perilaku"
3. klien
yang terlibat dalam terapi perilaku diharapkan untuk mengasumsikan peran aktif
dengan terlibat dalam tindakan spesifik untuk menangani masalah mereka. bukan
hanya berbicara tentang kondisi mereka, mereka diminta untuk melakukan sesuatu
untuk membawa perubahan. klien memonitor perilaku mereka baik selama dan di
luar sesi terapi, belajar dan berlatih keterampilan coping dan peran perilaku
bermain baru. tugas terapi yang klien melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,
atau pekerjaan rumah, adalah bagian dasar dari pendekatan ini, dan belajar
dipandang sebagai inti dari terapi. klien belajar perilaku baru yang adptive
untuk mengganti perilaku lama yang maladaptif.
4. Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa perubahan dapat terjadi tanpa wawasan tentang dinamika
yang mendasarinya. terapis perilaku beroperasi pada premis bahwa perubahan
perilaku dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan pemahaman tentang diri
sendiri, dan bahwa perubahan perilaku juga dapat menyebabkan tingkat
peningkatan pemahaman diri. meskipun benar bahwa wawasan dan pemahaman tentang
kontinjensi bahwa masalah exacebate seseorang dan cangkul mengetahui berubah.
mengetahui bahwa seseorang memiliki masalah dan mengetahui bagaimana untuk
mengubahnya adalah dua hal yang berbeda (Martell, 2007)
5. fokusnya
adalah pada penilaian perilaku terbuka langsung, mengidentifikasi masalah, dan
mengevaluasi perubahan. ada penilaian langsung dari masalah target melalui
observasi atau pemantauan diri. terapis juga menilai budaya klien mereka
sebagai bagian dari lingkungan sosial mereka, termasuk jaringan dukungan sosial
yang berkaitan dengan perilaku sasaran (Tanaka-Matsumi, Higginbotham, & Chang,
2002). penting untuk pendekatan perilaku adalah penilaian hati-hati dan
evaluasi intervensi yang digunakan untuk menentukan apakah perubahan perilaku
yang dihasilkan dari prosedur.
6. intervensi
pengobatan perilaku yang dirancang secara individual untuk masalah spesifik
yang dialami oleh klien. beberapa teknik terapi dapat digunakan untuk mengobati
masalah individu klien. pertanyaan penting yang berfungsi sebagai panduan untuk
pilihan ini adalah: "perawatan apa, oleh siapa, yang paling efektif untuk
individu dengan masalah khusus dan di mana set keadaan?" (Paul, 1967, hal.
111)
Proses
Terapi
Tujuan Terapi
tujuan untuk menduduki
tempat penting pusat dalam terapi perilaku. tujuan umum dari terapi perilaku
adalah meningkatkan pilihan pribadi dan untuk menciptakan kondisi baru untuk
belajar. klien, dengan bantuan terapis, mendefinisikan tujuan pengobatan
spesifik pada awal proses terapi. meskipun penilaian dan pengobatan terjadi
bersamaan, sebuah penilaian formal yang terjadi sebelum perawatan untuk
menentukan perilaku yang menjadi sasaran perubahan. penilaian terus-menerus
sepanjang terapi menentukan sejauh mana mengidentifikasi tujuan terpenuhi.
penting untuk memikirkan cara untuk mengukur kemajuan menuju tujuan berdasarkan
validasi empiris.
terapi perilaku kontemporer
menekankan klien berperan aktif dalam menentukan tentang pengobatan mereka.
terapis membantu klien dalam merumuskan tujuan terukur tertentu. tujuan harus
jelas, konkrit, dipahami, dan disetujui oleh klien dan counsoler. konselor dan
klien mendiskusikan perilaku yang terkait dengan tujuan, keadaan yang
dibutuhkan untuk perubahan, sifat sub tujuan, dan rencana aksi untuk bekerja ke
arah tujuan ini. ini proses penentuan tujuan terapi memerlukan negosiasi antara
klien dan konselor yang menghasilkan kontrak yang memandu jalannya terapi.
perilaku terapis dan klien mengubah tujuan selama proses terapi yang
diperlukan.
Fungsi
Terapi dan Peran
terapis perilaku
melakukan seluruh penilaian fungsional (atau analisis perilaku) untuk
mengidentifikasi kondisi menjaga dengan pengumpulan informasi secara sistematis
tentang anteseden situasional, dimensi dari masalah prilaku, dan konsekuensi
dari masalah. ini dikenal sebagai Model ABC, yang membahas anteseden, perilaku,
dan konsekuensi. model perilaku menunjukkan bahwa perilaku (B) dipengaruhi oleh
beberapa peristiwa tertentu yang mendahuluinya, yang disebut anteseden (A), dan
oleh peristiwa tertentu tahta mengikutinya disebut konsekuensi (C). yang anteseden peristiwa taht
menyembuhkan atau menimbulkan perilaku tertentu. misalnya yang klien yang
memiliki masalah tidur, mendengarkan kaset relaksasi dapat berfungsi sebagai
isyarat untuk induksi tidur. mematikan lampu dan menghilangkan televisi dari
kamar tidur dapat menimbulkan perilaku tidur juga. konsekuensi peristiwa taht
mempertahankan perilaku dalam beberapa cara baik dengan meningkatnya decrrasing
itu. misalnya, klien mungkin lebih mungkin untuk kembali setelah konseling
konselor menawarkan pujian verba atau dorongan karena telah datang dalam atau
setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah. klien mungkin kurang
kemungkinan untuk kembali ke konseling setelah konselor secara konsisten
terlambat untuk sesi. dalam melakukan wawancara penilaian, tugas terapis adalah
untuk mengidentifikasi anteseden tertentu dan peristiwa yang akibatnya
mempengaruhi atau secara fungsional terkait dengan perilaku seorang individu
itu (Cormier, nurius & Osborn, 2009).
perilaku berorientasi
praktisi cenderung aktif dan direktif dan berfungsi sebagai konsultan dan
pemecah masalah. mereka memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh klien, dan
mereka bersedia untuk mengikuti firasat klinis mereka. praktisi perilaku harus
memiliki keterampilan, kepekaan, dan kecerdasan klinis (wilson 2008). mereka
menggunakan beberapa teknik umum dengan pendekatan lain, seperti meringkas
klarifikasi,, refleksi, dan terbuka - pertanyaan berakhir. Namun, klinisi perilaku menjalankan fungsi
lain juga (Miltenberger, 2008; spielger & Guevremont, 2003)
5.
berdasarkan
penilaian fungsional yang komprehensif, terapis merumuskan tujuan pengobatan
awal dan desain dan mengimplementasikan rencana perawatan untuk mencapai tujuan
tersebut
6.
para
klinisi menggunakan strategi perilaku yang memiliki dukungan penelitian untuk
digunakan dengan jenis tertentu dari masalah. strategi ini digunakan untuk
mempromosikan generalisasi dan pemeliharaan perubahan perilaku. sejumlah ini
stategies diuraikan kemudian dalam bab ini.
7.
Klinisi
itu menilai keberhasilan jika rencana perubahan dengan mengukur kemajuan menuju
tujuan sepanjang durasi pengobatan. ukuran hasil yang diberikan kepada klien
pada awal teh pengobatan (disebut baseline) dan dikumpulkan lagi secara
periodik selama dan setelah perawatan untuk menentukan apakah strategi dan
rencana pengobatan yang bekerja. jika tidak, penyesuaian amde dalam strategi
yang digunakan.
8.
Tugas
penting terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah
perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu. Klien belajar cangkul untuk
mengidentifikasi dan mengatasi punggung set potensial. Penekanannya adalah pada
membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh
keterampilan coping perilaku dan kognitif untuk mencegah kambuh.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Salah satu keunikan dari terapi perilaku adalah terapi ini menyediakan terapis
dengan sistem yang sangat baik dari prosedur pekerjaan. Keduanya baik terapis
ataupun klien memiliki peran yang jelas, dan kepentingan klien dan
partisipasinya dalam terapi sangat ditekankan. Terapi perilaku adalah terapi
yang memiliki ciri dimana keduanya dari klien ataupun terapi harus berperan
aktif dalam sesi terapi . bagian dari terapis adalah kemampuan untun
mengajarkan, memberikan instruksi, menjadi contoh dan memberokan feedback pada klien. Klien
sendiri terlibat dalam latihan perilaku dengan diberikan timbale balik oleh
terapisnya sampai kemampuan tersebut dipelajari dengan baik dan biasanya klien
mendapatkan pekerjaan rumah seperti self monitoring dll yang harus dilengkapi
selama sesi terapi. Martell (2007) menekankan bahw perubahan yang klien buat dalam terapi harus
ditafsirkan kedalam kehidupan sehari –harinya . klien harus termotivasi untuk
berubah dan ingin bekerjasama dalam aktifitas terapi. Kalau klien tidak aktif
dalam terapi kemungkinana berhasilnya sangat kecil. Bagiamanapun juga strateegi
perilaki lain bila klien tidak aktif adalah memberikan dukungan empiris yang
memotivai klien dan meningkatkan motivasi klien setiap waktu (Cormier at al,
2009).
Klien didorong untuk mengalami dengan tujuan memperluas
daftar perilaku adaptive nya. Konseling tidak lengkap bila aksi tidak dikuti
dengan verbalisasi. Sesungguhnya, itu ketika transfer dari perubahan dibuat
dari sesi untuk kehidupan sehari-hari dan ketika efek terapi yang melampaui
pemutusan bahwa pengobatan dapat dianggap sukses (Granvold & Wodarski,
1994). Klien harus memilki keinginan untuk membuat perubahan dan melanjutkan
melaksanakan prilaku barunya setelah treatmen telah selesai dilakukan.
Hubungan antara terapis dan klien
Klinisi dan peneliti memperlihatkan perkiraan bukti bahwa dalam sebuah
hubungan terapi, walupun dalam konteks orientasi perilaku, bisa berkontribusi
secara significkan untuk proses dari perubahan perilaku itu sendiri (Granvold
& wodarski 1994). Kebanyak praktisi perilaku menekankan pada nilai – nilai
yang mengembangkan kolaborasi antara hubungan kerja . Lazarus berpendapat bahwa
irama dari interaksi terapi dengan klien dari individu ke individu ataupund ari
satu sesi ke sesi lainnya. Keterampilan yang dimiliki terapis terkonsep maslaah
kerberlakuan dan membuat hubungan antara terapis dengan klien untuk
memfasilitasi perubahan.
Seperti yang akan kamu ingat, terapi ekperimen menjadi penekanan utama
dalam hubuangan alami antara terapis dengan klien. Sebaliknya, kebanyak
praktisi perilaku terdiri dari fakor –faktor seperi kehangatan, empati,
autentikasi, dan lain lain. Hubungan antara klien dan terapis merupakan
starategi untuk membantu klien membangun perubahan dan pergi kearah yang benar.
APLIKASI : tenik terapi dan prosedur.
Kekeuatan dari pendekatan perilaku adalah pembangunan prosedur terapi yang
spesifik yang harus memperlihatkan efektifita dan objektif. Sebual Hallmark
dalam pendekatan perilaku sudah sangat jelas. Mengacu pada Arnold Lazarus
seorang pioneer dalam terapi perilaku klinis kontemporer, praktisi prilaku bisa
berkoorperate didalam rencana treatemen mereka dengan banyak technique yang
didemonstrasikan untuk perubahan prilaku yang efektif. Tehnik terapi prilaku dapat diaplikiasikan dengan
digabung bersama dengan pendekatan lainnya.
Prosedur terapi yang digunakan dalam tehnik terapi perilaku, di desain
lebih spesifik untuk klien dari pada mengambil tehnik dari sisi lain. Terapis
terkadang sangat kreativ dalam membuat intervensinya. Diseksi ini telah
dijelaskan rentang dari terapi prilaku yang tersedia untuk praktisioner :
tehnik relaxi, terapi exposures, analisis perilaku, disendtisisasi sistematis,
test kemampuan sosial, terapi multimodal, dan prosedur lainnya,. Tehnik –tehnik
ini tidak mengambarkan spektrumn utuh dari prosedur terapi perilaku, melainkan
mereka merepresentasikan sampel dari berbagai macam pendekatanyang digunakan
dalam terapi perilaku kontemporer.
Mengaplikasikan Analisis Perilaku : Tehnik Kondisi
Operan
Beberapa kunci dalam prinsip Kondisi Operan adalah : pengutan positif,
penguatan negative, pemadaman, hukuman positif, dan hukuman negative. Unutk
detail lebih lanjut tentang metode treatment kondisi operan , dirokemendasikan
buku Kazdin (2001) dan Miltenberger (2008).
Dalam pengaplikasian analisis perilaku, tehnik kondisi operan dan metode
asesmen serta evaluasi diaplikasikan kedalam rentang skala yang luas dan
kedalam banyak variasi masalah dan keadaan (kazdin, 2001). Kontribusi yang
paling penting dalam pengaplikasian analisis perilaku adalah fungsi pendekatan
untuk memahami masalah klien dan menujukan masalah ini untuk perubahan
antiseden dan konsekuensinya (Model ABC).
Para ahli perilaku percaya bahwa respon mereka dalam cara prediksi karena
pengutan positif yang pernah dirasakan ataupun kerena kebutuhan untuk
menghindar atau pun kerana penguatan yang negative. Setelah tujuan klien telah
dinilai, targetnya adalah perilaku yang spesifik. Target dari penguatan, baik
positif ataupun negative, adalah untuk meningkatkan perilaku yangtelah
ditargetkan. Pengutan positif melibatkan tambahan – tambahan yang bernilai
untuk klien (seperti pujian, uang, makanan) atau konsekuensi untuk beberapa
perilaku spesifik. Stimulus yang mengikuti perilaku adalah penguatan positif.
Penguatan negative meliputi “escape” dari atau pengelakan dari stimulus
yang tidak diinginkan. Individu memotivasi perilaku yang diinginkan untuk
menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Contoh : teman saya tidak suka
terbangun karena mendengar bunyi alarm, maka dia mencoba mengkondisikan dirinya
untuk bangun lebih sebelum alarm berbunyi untuk menghindari terbangun karena
bunyi alarm tersebut.
Metode lainnya
dari operan untuk mengubah perilaku adalah pemadaman, yang mengacu untuk
mengurai penguatan dari respon pengutan sebelumnya. Dalam seting
pengaplikasiannya, pemadaman bisa digunakan untuk perilaku yang telah di atur
oleh penguatan positif atau penguatan negative. dalam kasus anak-anak yang
menampilkan amarah, orang tua sering memperkuat perilaku (tantrum) dan
penguatan positif (perhatian). hal itu dapat mengurangi atau menghilangkan
perilaku tersebut melalui proses kepunahan. perlu dicatat bahwa kepunahan juga
mungkin memiliki efek samping negatif, seperti kemarahan dan agresi. kepunahan
dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tertentu, tetapi kepunahan tidak
menggantikan respon-respon yang telah dipadamkan. untuk alasan ini, kepunahan
yang paling sering digunakan dalam program modifikasi bahavior dalam
hubungannya dengan strategi penguatan berbagai (Kazdin, 2001).
Cara lain perilaku di control dengan menggunakan hukuman, terkadang mengacu
sebagai control aversi, yang berkonsekuensi terhadap beberapa hasil perilaku
dalam mengurangi perilaku tersebut. Target dari penguatan adalah untuk
meningkatkan perilaku, tetapi target dari hukuman mungkin saja sebagai
konsekuensi dari perilaku : hukuamn positif dan negative. Dalam hukuman positif
sebuah stimulus aversif ditambahkan setelah perilaku untuk mengurangi frekuensi
dari dari perilaku yang menjadi target. Dalam hukuman yang negative, stimulus
penguatan di hilangkan mengikuti perilaku untuk mengurangi frekuensi dari
perlikau yang menjadi target. Dari kedua tipe hukuman tersebut, perilaku kurang
mungkin terjadi di masa depan. Ke empat prosedur kondisi operan ini dari
program dasar terapi perilaku untuk pelatihan keahlian ornag tua dan juga dalam
prosedur pengaturan diri.
Skinner (1948) percaya bahwa hukuman memiliki batas nilai dalam merubah
perilaku dan bisanya sebuah cara yang tidka diinginkan untuk memodifikasi
perilaku. Dia melawan untuk menggunakan control aversive dari pemberian
hukuman, dan merekomendasikan untuk
menggunakan penguatan positif. Kunci dari prinsip dalam pengaplikasian
pendekatan analisis perilaku adalah untuk menggunakan cara yang mungkin untuk
mengubah perilaku, dan penguatan positif disebut sebagai cara yang paling
kuat/tepat. Skinner meyakini dalam nilai analisis faktor lingkungan untuk kedua
penyebab dan pengobatan untuk masalah perilaku dan berpendapat bahwa keuntungan
yang paling baik untuk individual dan masyarakat terjadi dengan menggunakan
sistem penguatan positif sebagai sebuah rute untuk mengontrol perilaku (Nye,
2000).
Dalah kehidupan
sehari – hari, hukuman biasanya digunakan sebagai sarana untuk balas dendam
ataupun ekpresi frustrasi. Bagaimanapun juga, seperti Kazdin (2001) terangkan,
“hukuman dalam kehidupan sehari – hari tidak seperti untuk mengajarkan suatu
pelajaran atau menekankan perilaku yang tertahan karena dari hukuman yang
spesifik yang digunakan dan bagaimana mereka mengaplikasikannya”. Walaupun
dalam kasus tersebut saat hukuman menekankan pada respon yang tidak dinginkan,
hukuman tidak menghasilkan pelajaran perilaku yang diinginkan. Hukuman harus
digunakan hanya setelah pendekatan yang tidak menyenangkan telah
diimplemantasikan dan ditemukan tidak efektif dalam perubahan masalah perilaku (kazdin,
2001; Miltenberger, 2008) ini penting bahwa penguatan digunakan sebagai cara
untuk mengembangkan perilaku yang sesuai yang menggantikan perilaku yang dapat
menekan.
Training relaksasi dan metode terkait
Pelatihan relaksasi telah meningkay popularitasnya sebagai sebuah metode
pengajaran untuk mengatasi stress yang diakibatkan oleh kehidupan sehari-hari.
Ini bertujuan pada memperoleh relaksasi metal dan otot dan ini mudah
dipelajari. Setelah klien belajar dasar dari relaksasi, penting bagi mereka untuk
mempraktekan latihan ini setiap harinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jacobson (1983) dikreditkan dengan awalnya mengembangkan prosedur relaksasi
otot progresif. Ini telah diperhalus dan dimodifikasi, dan prosedur relaksasi
seringkali digunakan dalam kombinasi dengan beberapa tehnik – tehnik perilaku
lainnya. Termaksud sistem desensilisasi, pelatihan pernyataan, program
pengaturan diri, rekaman audio yang memandu prosedur relaksasi, meditasi, dan
latihan autogenic.
Pelatihan relaksasi melibatkan beberapa
komponen yang dibutuhkan 4 – 8 jam dalam instruksinya. Klien diberikan sebuah set dari instruksi yang
mengajarkan mereka untuk relaks. Klien menganggap posisi passive dan relaks
diadalam sebuah lingkuangan yang sepi selama menyebarkan kedalam otot secara
bergantian. Relaksasi otot progressive ini secara eksplicit mengajarkan kepada
klien oleh terapis. Nafas yang dalam dan biasa juga berhubungan dengan produksi
relaksasi. Pada saat yang sama klien belajar secara mentak untuk “Melepaskan”.
Mungkin dengan berfokus pada pikiran atau membanyangakan sesuatu yang
menyenangkan. Klien diinstruksikan untuk benar-beanr merasakan dan mengalami
ketegangan yang meninggi, untuk memberitahu bahwa otot mereka telah menjadi
semakin ketat dan mempelajari tegangan ini, dan untuk bertahan dan merasakan
secara utuh tekanannya. Juga, ini berguna untuk klien yang kemudia tau
bagaimana untuk merelaksasikan seluruh otot saat memvisualisasikan beberapa
bagian tubuh, yang menekankan pada otot wajah. Otot tangan di relaksasikan
terlebih dahulu, diikuti dengan kepala, leher dan bahu, punggung, perut, dan
dada dan lalu anggota tubuh paling rendah. Relaksasi telah menjadi respon yang
baik, yang bisa menjadi kebiasaan bial di praktekan setiap hari selama kira-kira
25 menit setiap harinya
Sistematis desensitization, yang
didasarkan pada prinsip pengondisian klasik, adalah prosedur dasar perilaku
yang dikembangkan oleh Yusuf wolpe, salah satu pelopor terapi perilaku. Klien
bayangkan berturut-turut lebih banyak kecemasan membangkitkan situasi pada saat
yang sama bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang bersaing dengan kecemasan.
Secara bertahap, atau secara sistematis, klien menjadi kurang sensitif terhadap
kecemasan yang membangkitkan situasi. Prosedur ini dapat dianggap bentuk pemaparan
terapi karena klien diharuskan untuk mengekspos diri mereka sendiri untuk
menimbulkan kecemasan gambar cara untuk mengurangi kecemasan.
Sistematis desensitization adalah terapi
perilaku secara empiris diteliti prosedur yang memakan waktu, namun jelas pengobatan
yang efektif dan efisien kecemasan terkait disorders, terutama di wilayah fobia
spesifik. Sebelum menerapkan prosedur desensitization, terapis melakukan
wawancara awal untuk mengidentifikasi informasi spesifik tentang kecemasan dan
untuk mengumpulkan informasi tentang klien latar belakang yang relevan.
Wawancara ini, dimana beberapa sesi, memberikan terapis pemahaman yang baik
tentang siapa klien adalah. Terapis pertanyaan klien tentang keadaan-keadaan
tertentu yang menimbulkan ketakutan terkondisi. Beberapa terapis juga mengelola
kuesioner untuk mengumpulkan data tambahan tentang situasi menuju kecemasan.
Jika keputusan dibuat untuk menggunakan
prosedur desensitization, terapis memberikan klien sebuah alasan untuk prosedur
dan menjelaskan secara singkat apa yang terlibat. McNeil dan kyle (2009)
menggambarkan beberapa langkah dalam penggunaan sistematis desensitization: 1)
relaksasi pelatihan, 2) pengembangan kecemasan hierarcy dan, 3) sistematis
desensitization yang tepat.
Langkah-langkah dalam relaksasi pelatihan,
yang telah dijelaskan sebelumnya, disajikan kepada klien. Terapis menggunakan
suara yang sangat tenang, lembut dan menyenangkan untuk mengajar relaksasi otot
progresif. Klien diminta untuk membuat citra sebelumnya lapangan. Sangat penting
bahwa klien mencapai keadaan tenang dan kedamaian. Klien diperintahkan untuk
relaksasi praktek baik sebagai bagian dari prosedur desensitization dan juga di
luar sesi sehari-hari.
Terapis kemudian bekerja dengan klien
untuk mengembangkan hirarki kecemasan untuk masing-masing daerah
diidentifikasi. Stimuli yang mendapatkan kecemasan di daerah tertentu, seperti
penolakan, kecemburuan, kritik, penolakan, atau fobia apapun, dianalisis.
Terapis membangun daftar peringkat situasi yang menimbulkan peningkatan derajat
kecemasan atau menghindari. Hierarki diatur dalam urutan dari situasi terburuk
klien dapat membayangkan ke situasi yang membangkitkan sedikit kecemasan. Jika
telah menentukan bahwa klien memiliki kecemasan terkait dengan takut ejeksi,
misalnya, situasi penghasil kecemasan tertinggi mungkin penolakan oleh
pasangan, berikutnya, penolakan oleh seorang teman dekat, dan kemudian
penolakan oleh seorang rekan kerja. Situasi yang paling tidak mengganggu
mungkin asing u2019s % ketidakpedulian terhadap klien di sebuah pesta.
Desensitization tidak dimulai sampai
beberapa sesi setelah wawancara awal telah selesai. Cukup waktu yang
diperbolehkan untuk klien untuk mempelajari relaksasi dalam sesi terapi,
berlatih di rumah, dan untuk membangun hirarki kecemasan mereka. Terapis
bergerak semakin naik hierarki sampai klien sinyal bahwa dia mengalami
kecemasan, pada saat adegan diakhiri. Relaksasi kemudian diinduksi lagi, dan
memperkenalkan adegan adalah kembali lagi sampai sedikit kecemasan
berpengalaman untuk itu. Inti dari sistematis desensitization adalah paparan
berulang-ulang dalam imajinasi untuk membangkitkan kecemasan situasi whitout
mengalami konsekuensi negatif.
Klien cenderung memberikan keuntungan
lebih besar ketika mereka memiliki berbagai cara untuk mengatasi situasi
membangkitkan kecemasan yang mereka dapat terus digunakan setelah terapi telah
berakhir mcneil dan kyle (2009).
Sistematis desensitization adalah teknik
yang sesuai untuk mengobati fobia, tetapi itu adalah kesalahpahaman yang dapat
diterapkan hanya untuk pengobatan kecemasan. Ini juga telah digunakan untuk
mengobati berbagai macam kondisi di samping kecemasan, termasuk kemarahan,
serangan asma, insomnia, gerakan penyakit, mimpi buruk, dan berjalan dalam
tidur (spiegler, 2008). Secara historis, desensitization mungkin memiliki rekam
jejak terpanjang teknik perilaku dalam berurusan dengan ketakutan, dan hasil
positif yang telah didokumentasikan berulang kali McNeil dan kyle (2009).
Sistematis desensitizations ini sering dapat diterima kepada klien karena
mereka secara bertahap dan simbolis terkena kecemasan-membangkitkan situasi.
Perlindungan adalah bahwa klien mengendalikan proses dengan pergi dengan
langkah mereka sendiri dan mengakhiri eksposur ketika mereka mulai mengalami
lebih banyak kecemasan dari mereka ingin mentolerir (spiegler & amp;
guevremont, 2003).
banjir dan paparan pada vivo
Paparan terapis yang dirancang untuk
mengobati lain ketakutan dan negatif respon emosional dengan memperkenalkan
klien , di bawah hati-hati kondisi terkontrol untuk situasi yang telah
berkontribusi pada masalah semacam . Eksposur adalah kunci proses dalam
mengobati berbagai masalah terkait dengan rasa takut dan kecemasan . Paparan
sistematis terapi melibatkan konfrontasi dengan stimulus yang ditakuti , baik
melalui imajinasi atau di vivo ( live ) . Desensitization
merupakan salah satu jenis paparan terapi , tapi ada orang lain . Dua variasi
sistematis tradisional desensitization berada dalam paparan vivo dan banjir .
IN VIVO EXPOSURE: In vivo eksposur
melibatkan eksposur klien untuk membangkitkan kecemasan peristiwa aktual
daripada hanya membayangkan situasi ini. Hidup paparan yakin telah landasan
terapi perilaku selama beberapa dekade (hazlett-stevens & amp; crakes,
2003). Bersama-sama, terapis dan klien menghasilkan hirarki situasi untuk klien
untuk bertemu dalam aascending orger kesulitan. Klien terlibat secara ringkas
dan lulus serangkaian eksposur terhadap peristiwa-peristiwa yang ditakuti.
Klien dapat mengakhiri eksposur jika mereka mengalami tingkat tinggi kecemasan.
Seperti halnya dengan sistematis desensitization, klien belajar bersaing
tanggapan yang melibatkan relaksasi otot. Sebagai contoh, terapis bisa pergi
dengan klien dalam lift jika mereka memiliki fobia menggunakan elevator. Diri
mengelola in vivo eksposur-a prosedur di mana klien mengekspos diri mereka
sendiri untuk membangkitkan kecemasan kegiatan mereka sendiri-adalah sebuah
alternatif ketika tidak praktis untuk terapis harus dengan klien dalam situasi
kehidupan nyata.
FLOODING: bentuk lain dari eksposur terapi
adalah banjir, yang mengacu pada in vivo atau imajinal terpapar membangkitkan
kecemasan rangsangan untuk jangka waktu, seperti yang merupakan karakteristik
dari semua eksposur terapi, meskipun pengalaman klien kecemasan selama
eksposur, konsekuensi ditakuti tidak terjadi. Banjir in vivo terdiri dari
intens dan berkepanjangan terpapar sebenarnya memproduksi kecemasan rangsangan.
Sisa terpapar ditakuti rangsangan untuk periode berkepanjangan tanpa terlibat
dalam kecemasan yang mengurangi perilaku memungkinkan kecemasan untuk
mengurangi sendiri. Secara umum, sangat takut klien cenderung untuk mengekang
kecemasan mereka melalui penggunaan dari perilaku maladaptive. Banjir, klien
dicegah dari terlibat dalam tanggapan maladaptive kecemasan membangkitkan
situasi mereka biasa. Banjir in vivo cenderung mengurangi kecemasan cepat.
Imajinal banjir adalah berdasarkan prinsip
akrab dan mengikuti prosedur yang sama kecuali eksposur terjadi di klien
imajinasi bukan dalam kehidupan sehari-hari. Banjir sering digunakan dalam
pengobatan perilaku kecemasan terkait disorders, fobia, obsessive compulsive
disorder, posttraumatic stress disorder, dan agoraphobia.
Eksposur berkepanjangan dan intens dapat
kedua cara efektif dan efisien untuk mengurangi kecemasan klien. Namun, karena
dari ketidaknyamanan yang terkait dengan paparan berkepanjangan dan intens,
beberapa klien mungkin tidak memilih perawatan eksposur ini. Hal ini penting
untuk terapis perilaku untuk bekerja dengan klien untuk membuat motivasi dan
kesiapan untuk pemaparan. Klien harus membuat keputusan setelah
mempertimbangkan pross dan kontra menundukkan diri untuk aspek-aspek yang
sedang stres perawatan.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan
terapi consistenly dapat mengurangi klien tingkat rasa takut dan gelisah (
tryon , 2005 ) . Paparan suara keberhasilan terapi dalam mengobati berbagai
gangguan telah mengakibatkan paparan yang digunakan sebagai bagian dari
sebagian besar perilaku dan perilaku kognitif pengobatan untuk kecemasan
gangguan ( mcneil & amp ; kyle , 2009 ) . Spigler dan guevremont ( tahun
2003 ) menyimpulkan bahwa paparan terapi itu adalah hal yang paling ampuh
prosedur perilaku yang tersedia untuk gangguan kecemasan terkait , dan mereka
akan bertahan lama efek . Namun , mereka menambahkan , menggunakan paparan
sebagai satu-satunya pengobatan protap ini tidak selalu cukup banyak . Dalam
kasus yang melibatkan parah dan gangguan multifaceted , lebih dari satu
perilaku intervensi ini sering diperlukan . Semakin imaginal dan pada vivo
paparan sedang digunakan dalam kombinasi , yang cocok dengan tren dalam terapi
perilaku untuk menggunakan paket perawtan sebagai suatu cara untuk meningkatkan
efektivitas terapi .
Desensitization gerakan mata dan pengolahan
Desensitization herakan mata dan pengolahan
(EMDR) adalah bentuk terapi eksposur yang melibatkan imajinal banjir, kognitif
restrukturisasi dan penggunaan gerakan cepat, berirama mata dan lainnya
bilateral rangsangan untuk memperlakukan klien yang telah mengalami stres
traumatice. Dikembangkan oleh Francine Shapiro (2001), prosedur ini terapeutik
yang menarik dari berbagai perilaku intervensi. Dirancang untuk membantu klien
dalam berurusan dengan posttraumatice stres gangguan, (EMDR telah diterapkan
untuk berbagai populasi termasuk anak-anak, pasangan, korban pelecehan seksual,
veteran pertempuran, korban kejahatan, perkosaan, selamat, dan orang-orang yang
berurusan dengan kecemasan, panik, depresi, kesedihan, kecanduan, dan fobia.
Shapiro (2001) menekankan pentingnya
keselamatan dan kesejahteraan klien ketika menggunakan pendekatan ini. EMDR
mungkin tampak sederhana untuk beberapa, tapi etis penggunaan tuntutan prosedur
pelatihan dan klinis supervision.because reaksi yang kuat dari klien, sangat
penting bahwa praktisi tahu bagaimana aman dan efektif mengelola
kejadian-kejadian ini. Terapis tidak boleh menggunakan prosedur ini kecuali
mereka menerima pelatihan dan pengawasan dari instruktur EMDR resmi. Diskusi
yang lebih lengkap dari prosedur ini perilaku dapat ditemukan di Shapiro (2001,
2002a).
Ada beberapa kontroversi Apakah gerakan
mata sendiri menciptakan perubahan, atau penerapan teknik kognitif dipasangkan
dengan mata gerakan bertindak sebagai agen perubahan. Dukungan empiris untuk
EMDR telah dicampur, yang membuatnya sulit untuk menggambar bentuk kesimpulan
tentang keberhasilan atau kegagalan ini intervensi (McNeil & amp; Kyle,
2009). Dalam menulis tentang masa depan EMDR, prochaska dan Norcross (2007)
membuat beberapa prediksi: peningkatan jumlah praktisi akan menerima pelatihan
di EMDR; hasil penelitian akan terang pada EMDR % u2019s efektivitas
dibandingkan dengan terapi lain saat ini untuk trauma; dan penelitian lebih
lanjut dan praktek akan memberikan rasa efektivitas dengan gangguan selain
posttraumatic stress disorder.
pelatihan keterampilan social
Pelatihan keterampilan sosial adalah
kategori luas yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi
secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial; Hal ini
digunakan untuk memperbaiki defisit klien memiliki dalam interpersonal
kompetensi (spiegler, 2008). Keterampilan sosial melibatkan mampu berkomunikasi
dengan orang lain dalam cara yang tepat dan efektif. Beberapa aspek yang
diinginkan dari pelatihan ini adalah bahwa ia memiliki dasar yang sangat luas
dari penerapan dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu
klien (segrin, 2003). Pelatihan keterampilan sosial adalah kemarahan manajemen
pelatihan, yang dirancang untuk individu yang memiliki masalah dengan perilaku
agresif. Pernyataan pelatihan, yang digambarkan berikutnya, adalah untuk
orang-orang yang kekurangan keterampilan tegas.
PERNYATAAN pelatihan: Salah satu bentuk
khusus pelatihan keterampilan sosial yang telah mendapatkan popularitas
meningkat adalah mengajar orang mengalami kesulitan perasaan sesuai atau kanan
untuk menyatakan diri mereka sendiri. Orang-orang yang tidak memiliki
keterampilan sosial sering mengalami kesulitan interpersonal di rumah, di
tempat kerja, di sekolah, dan selama waktu luang. Pernyataan pelatihan dapat
berguna bagi mereka (1) yang mengalami kesulitan mengekspresikan kemarahan atau
iritasi, (2) yang memiliki kesulitan mengatakan tidak, (3) yang terlalu sopan
dan memungkinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dari mereka, (4) yang
merasa sulit untuk mengekspresikan kasih sayang dan tanggapan positif lainnya,
(5) yang merasa mereka tidak memiliki rigt untuk mengekspresikan pikiran,
keyakinan dan perasaan, atau, (6) yang memiliki fobia sosial.
Mendasari asumsi dasar pernyataan
pelatihan adalah bahwa orang-orang memiliki berhak (tetapi tidak berkewajiban)
untuk mengekspresikan diri mereka. Pernyataan pelatihan didasarkan pada
prinsip-prinsip teori pembelajaran sosial dan menggabungkan banyak keterampilan
sosial metode pelatihan. Umumnya, terapis mengajarkan maupun model perilaku yang
diinginkan klien ingin memperoleh. Perilaku ini dipraktekkan di kantor terapi
dan kemudian diberlakukan pada kehidupan sehari-hari. Program-program pelatihan
efektif pernyataan lebih memberi orang keterampilan dan teknik untuk menghadapi
situasi sulit. Program ini menantang keyakinan masyarakat yang menemani
kurangnya ketegasan dan mengajar mereka untuk membuat pernyataan-pernyataan
diri yang konstruktif dan untuk mengadopsi satu set keyakinan yang akan
menghasilkan perilaku yang tegas.
Pernyataan pelatihan sering dilakukan dalam kelompok. Ketika format
grup digunakan, pemodelan dan petunjuk yang disajikan kepada seluruh kelompok,
dan anggota berlatih keterampilan perilaku dalam peran situasi. Setiap anggota
engges di lebih lanjut latihan tegas perilaku sampai keterampilan dilakukan
secara memadai dalam berbagai situasi simulasi (Miltenberger, 2008).
Karena
pernyataan pelatihan didasarkan pada pengertian barat dari nilai ketegasan, itu
mungkin tidak cocok untuk klien dengan latar belakang budaya yang menempatkan
lebih menekankan pada harmoni daripada menjadi tegas. Meskipun konselor dapat
beradaptasi formulir ini prosedur pelatihan keterampilan sosial sesuai dengan
gaya mereka sendiri, sangat penting untuk menyertakan perilaku latihan dan
terus-menerus penilaian sebagai dasar aspek dari program. Jika Anda tertarik
untuk belajar lebih banyak pernyataan kereta ing, berkonsultasi dengan hak Anda
sempurna: sebuah panduan untuk tegas perilaku (Alberti & amp; Emmons,
2008).
modifikasi perilaku diarahkan pada program diri sendiri
Psikolog yang berbagi perspektif ini
prihatin terutama dengan mengajar orang keterampilan yang mereka akan perlu
untuk mengatur kehidupan mereka sendiri secara efektif. Keuntungan dari teknik
modifikasi diri adalah bahwa perawatan dapat diperluas untuk masyarakat dengan
cara yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional untuk terapi.
Keuntungan lain adalah bahwa biaya minimal. Karena klien memiliki peran
langsung dalam perawatan mereka sendiri, teknik aimedat diri mengubah cenderung
untuk meningkatkan keterlibatan dan komitmen untuk pengobatan mereka.
Termasuk modifikasi diri strategi diri
pemantauan , hadiah , diri kontrak , diri kendali stimulus , dan diri sebagai
model . Ide dasar diri modifikasi kajian dan kegiatan adalah bahwa perubahan
dapat dibawa oleh mengajar orang untuk menggunakan mengatasi keterampilan dalam
situasi . bermasalah Generalisasi dan pemeliharaan hasil yang diperkuat
mendorong klien untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan strategi ini
dalam kehidupan sehari-hari .
Dalam
program modifikasi diri sendiri orang membuat
keputusan tentang perilaku spesifik yang mereka ingin
kontrol atau ubah. orang sering menemukan bahwa alasan
utama bahwa mereka tidak mencapai tujuan mereka adalah
kurangnya keterampilan tertentu atau harapan yang tidak
realistis. berharap dapat menjadi faktor terapi yang mengarah
pada perubahan, tapi harapan tidak realistis dapat membuka jalan
bagi pola kegagalan dalam program perubahan diri
sendiri. suatu pendekatan langsung kepada diri sendiri dapat
memberikan pedoman untuk perubahan dan rencana yang
akan Membawa Perubahan. bagi orang yang berhasil dalam program
seperti ini, analisis yang cermat
dari kontekspola perilaku sangat penting,
dan orang harus bersedia mengikuti beberapa langkah dasar seperti
yang disediakan oleh Watson dan Tharp(2007) :
9.
memilih tujuan. tujuan harus
ditetapkan satu per satu, dan mereka harus terukur, dapat
dicapai, positif dan signifikan bagi orang tersebut. adalah
penting bahwa harapan yang realistis.
10. menerjemahkan tujuan ke dalam
perilaku sasaran. perilaku identitas ditargetkan untuk
perubahan. begitu target untuk perubahan yang
dipilih, antisipasi hambatan danmemikirkan cara-cara untuk menegosiasikan mereka
11. pemantauan diri sendiri. dengan sengaja
dan sistematis mengamati perilaku Anda sendiri, dan menulis
buku harian perilaku, merekam perilaku bersama
dengan komentar tentang isyarat yg relevan
dan konsekuensi.
12. bekerja di luar rencana untuk
perubahan. merencanakan suatu program tindakan untuk membawa
perubahan yang sebenarnya. berbagai rencana untuk tujuan yang
samadapat dirancang, yang masing-masing bisa efektif. beberapa
jenis sistem penguatan diri sendiri diperlukan dalam
rencana ini karena bala bantuan merupakan hal terpenting
dalam terapi perilaku modern. penguatan diri
sendiri adalah strategi sementara yang
digunakan sampai perilaku baru telah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.mengambil tindakan untuk memastikan bahwa
prestasi akan dipertahankan.
13. mempelajari rencana
tindakan. mengevaluasi rencana perubahan untuk
menentukan apakah tujuan yang ditetapkan tercapai, dan
menyesuaikan dan merevisi rencana sebagai cara lain
untuk memenuhi tujuan dipelajari. evaluasi adalah proses
yang berkelanjutan bukankejadian satu kali, dan
perubahan diri sendiri adalah praktek seumur hidup.
banyak orang yang mengembangkan
beberapa jenis program modifikasi pertemuan diri
sendiri berulang kali
gagal, situasi Polivy dan herman (2002) sebut
sebagai"sindrom harapan palsu," yang
merupakan ditandai dengan expetations realistismengenai
kecepatan mungkin, jumlah, kemudahan dan konsekuensi
dari perubahan upaya diri sendiri.upaya perubahan diri
sendiri sering menemui kegagalan sejak
awal oleh harapan yang tidak realistis, tetapi individu sering
terus mencoba dan mencoba dengan harapanbahwa mereka
akhirnya akan berhasil dalam
mengubah pola perilaku. banyak
orangmenafsirkan kegagalan mereka untuk berubah
sebagai hasil dari upaya yang tidak memadai atau terlibat
dalam program yang salah.
strategi
modifikasi diri telah berhasil diterapkan
untuk penduduk dan masalah, beberapayang
termasuk mengatasi serangan panik, membantu anak untuk
mengatasi takut akangelap, meningkatkan produktivitas kreatif,
mengelola kecemasan dalamsituasisosial,mendorong berbahasa didepan kelas ,meningkatkan olahraga, pengendalian darimerokok, dan
berurusan dengan depresi(Watson & Tharp,
2007). penelitian tentang modifikasi diri sendiri telah
dilakukan di berbagai macam masalah kesehatan, beberapa diantaranya
termasuk radang sendi, asma, kanker, penyakit jantung,penyalah
gunaan narkoba, diabetes, sakit kepala, kehilangan penglihatan,
gizi, dan perawatan kesehatan diri
(Cormier et al. 2009).
multimodal
therapy :clinical behaviour therapy
multimodal terapi adalah,
komprehensif sistematis, holistik, pendekatan terapi perilaku dikembangkan oleh Arnold Lazarus (1976,1986,1987,1992 sebuah, 1992b, 1992c,1997a, 2005,2008). itu didasarkan pembelajaran sosial dan teori kognitif dan berlakuteknik perilaku yang beragam untuk berbagai masalah. pendekatan ini berfungsisebagai penghubung utama antara beberapa prinsip perilaku dan pendekatan perilaku kognitif yang telah banyak menggantikan terapi perilaku tradisional.
terapi multimodal adalah sistem terbuka yang mendorong eklektisisme teknis. teknik baru terus-menerus diperkenalkan dan teknik yang
sudah ada disempurnakan, tetapi mereka tidak pernah digunakan secara tabur. terapis multimodal berusaha keras untuk menentukan
secara tepat apa hubungan dan keadaan apa. asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah bahwa karena individu yang terganggu oleh berbagaimasalah tertentu adalah tepat bahwa banyak strategi pengobatan digunakan dalam membawa perubahan. fleksibilitas terapeutik dan keserbagunaan, bersama denganluasnya lebih dari mendalam, sangat dihargai, dan ahli terapi multimodal terus-menerus
menyesuaikan prosedur mereka untuk mencapai tujuan klien. terapis harus memutuskankapan dan bagaimana menjadi menantang atau mendukung, dingin dan panas, formal dan informal, dan keras atau
lunak(Lazarus,1997a,2008).
Terapis multimodal cenderung sangat aktif selama sesi terapi, berfungsi sebagai pelatih,
pendidik, konsultan dan model peran.
mereka memberikan informasi, instruksi dan umpan balik serta model bahaviors tegas. mereka
menawarkan kritik contructive
dan saran, bala bantuan positif dan tepat
diri - pengungkapan.
Lazarus (2008) berpendapat: "multimodal terapis berlangganan tidak
ada dogma selain prinsip-prinsip parsimoni teoritis dan efektivitas terapi" (hal.396).
teknik dipinjam dari berbagai
sistem terapi lainnya. mereka mengakui bahwa banyak klien datang untuk terapi perlu
belajar keterampilan, dan mereka bersedia untuk mengajar, pelatih, kereta api, model dan mengarahkan
klien mereka. terapis multimodal biasanya berfungsi directively
dengan memberikan informasi, instruksi dan
reaksi. mereka menantang diri
sendiri keyakinan, menawarkan umpan balik konstruksi, memberikan penguatan positif dan secara tepat pengungkapan diri. adalah
penting bahwa terapis mulai di
mana klien dan kemudian pindah ke daerah produktif lainnya untuk eksplorasi. kegagalan untuk memahami situasi klien dengan
mudah dapat meninggalkan perasaan
klien terasing dan
disalahpahami (Lazarus, 2000).ATAS
DASAR I.D. inti
dari pendekatan multimodal Lazarus
adalah premis bahwa
kepribadian kompleks manusia dapat dibagi menjadi
tujuh
pengandaian
|
perilaku
|
Pertanyaan
untuk bertanya
|
behavior
|
terang-terangan perilaku,
termasuk tindakan, kebiasaan dan
reaksi yang dapat diamati
dan terukur
|
Apakah anda ingin berubah?
seberapa aktif Anda? apa yang akan Anda ingin lakukan? apa yang akan Anda ingin berhenti melakukan ? apa saja kekuatan utama Anda? perilaku apa yang membuat anda ingin lakukan? |
affect
|
emosi,
suasana hati dan perasaan yang kuat
|
Apakah emosi anda yang sering anda alami?
apa yang membuat Anda tertawa? apa yang membuat Anda menangis? apa yang membuat Anda sedih, marah, senang, takut? emosi apa yang bermasalah untuk Anda? |
sensation
|
dasar indera
sentuhan, rasa, bau,
penglihatan, dan pendengaran
|
Penderitaan
apa yang tidak menyenangkan, seperti sakit, sakit, pusing, dan sebagainya?
apa yang Anda sangat suka atau tidak suka dalam cara melihat, mencium, mendengar, menyentuh, dan mencicipi? |
imagery
|
bagaimana kita membayangkan
diri kita, termasuk mimpi kenangan dan khayalan
|
apa saja mimpi
berulang mengganggu dan kenangan hidup?
apakah Anda memiliki imajinasi yang jelas? bagaimana Anda melihat tubuh Anda? bagaimana Anda melihat diri Anda sekarang? bagaimana Anda ingin mampu melihat diri Anda di masa depan? |
Cognition
|
wawasan, filosofi, ide, pendapat,
self-talk, dan penilaian yang merupakan
nilai dasar seseorang, sikap, dan keyakinan
|
apa saja cara agar
Anda memenuhi kebutuhan intelektual
Anda?
bagaimana Anda pikiran Anda mempengaruhi emosi Anda? apa nilai dan keyakinan yang paling Anda kasihi? apa saja hal-hal negatif yang Anda katakan kepada diri Anda sendiri? apa saja keyakinan pusat Anda rusak? apa keharusan utama oughts dan keharusan dalam hidup Anda? bagaimana Anda memperoleh itu di dalam cara hidup efektif? |
Interpersonal
relationship
|
Interaksi
dengan banyak orang
|
seberapa banyak makhluk
sosial kan?
untuk apa gelar yang Anda inginkan keintiman dengan orang lain? apa yang Anda harapkan dari orang-orang penting dalam hidup Anda? apa yang mereka harapkan dari Anda? apakah ada hubungan dengan orang lain yang anda berharap untuk berubah? jika demikian, apa jenis perubahan yang Anda inginkan? |
Drugs/
biology
|
obatdan
kebiasaannya gizi dan pola latihan
|
apakah Anda sadar
kesehatan?
apakah Anda mempunyai keprihatinan apapun tentang kesehatan Anda? apakah Anda mengambil obat yang diresepkan? apa kebiasaan anda berhubungan dengan diet, olahraga dan kebugaran fisik? |
bidang
utama fungsi:
B= Behavior ,A= Affective Responses, S= sensations, I=images C= Cognitions ,I=
interpersonal relationshipsand D= drugs, biologis fungsi, gizi dan olahraga (Lazarus, 1989,1992 a,
1992b, 1997a, 1997b,
2000,2006,2008). meskipun modalitas yang interaktif, mereka dapat dianggap fungsi diskrit
terapi multimodal dimulai dengan penilaian yang komprehensif dari
tujuh modalitas fungsi manusia dan interaksi di antara penilaian them.a lengkap
dan program pengobatan harus menjelaskan masing-masing modalitas ID BASIC, yang
merupakan peta kognitif menghubungkan setiap aspek dari kepribadian. tabel 9.1
keluar jalur proses ini dengan menggunakan pertanyaan Lazarus biasanya meminta
(1989,1997 a, 2000, 2008).
premis utama dari terapi multimodal adalah bahwa luasnya sering lebih penting
daripada mendalam. tanggapan
lebih koping klien
belajar di theraphy,
semakin sedikit besar kemungkinan untuk
kambuh (Lazarus.1996a, 2008; Lazarus &
Lazarus, 2002). theraphists mengidentifikasi satu masalah tertentu dari setiap aspek dari ID BASIC kerangka
sebagai target untuk mengubah dan mengajarkan klien berbagai
teknik yang dapat mereka gunakan untuk
memerangi pemikiran yang salah,
untuk belajar santai dalam situasi stres
dan untuk memperoleh keterampilan
interpersonal yang efektif. klien
kemudian dapat menerapkan keterampilan
ini untuk berbagai masalah
dalam kehidupan sehari-hari mereka
pemeriksaan
pendahuluan dari kerangka
BASIC.ID memunculkan beberapa tema sentral dan
signifikan yang kemudian dapat dieksplorasi
secara produktif dengan menggunakan
kuesioner kehidupan sejarah
rinci. (lihat Lazarus
dan Lazarus, 1991, untuk persediaan
hidup sejarah multimodal).
sekali profil utama
BASIC.ID seseorang telah ditetapkan, langkah berikutnya terdiri
dari pemeriksaan bagaimana Dr
Lazarus menerapkan model penilaian BASIC.ID dengan kasus Ruth, bersama dengan contoh dari berbagai teknik yang dia gunakan, lihat kasus pendekatan untuk konseling dan psychotheraphy (Corey, 2009a,
chap.7)
Kesadaran dan Penerimaan berbasis Terapi Kognitif Perilaku
selama dekade terakhir, "gelombang
ketiga" terapi perilaku telah berkembang, yang berakibat pada perluasan tradisi perilaku. kesadaran adalah
proses yang melibatkan semakin jeli dan menyadari rangsangan
eksternal dan internal pada saat kini dan mengadopsi sikap
terbuka ke arah menerimaapa yang bukan dilihat situasi
sekarang (Kabat-Zinn, Segal, Williams, & Teasdale,
2002). inti dari kesadaran adalah menjadi sadar
akan pikiran seseorang dari satumomen ke momen berikutnya dengan
penerimaan yang lembut (Germer, Siegel, &Fulton,
2005). Dalam kesadaran klien praktek melatih diri
mereka untuk fokus pada pengalaman mereka. akseptasi adalah
proses yang melibatkan dengan menerima pengalaman seseorang
saat ini tanpa menghakimi atau preferensi, tetapi
dengan rasa ingin tahu dan kebaikan, dan berjuang
untuk penuh kesadaran pada saat
kini (Germer,2005b). pendekatan kesadaran dan penerimaan adalah
jalan yang baik untuk integrasispiritualitas dalam proses
konseling.
empat
pendekatan utama dalam pengembangan terbaru
dari tradisi perilaku meliputi
(1)perilaku dialektis terapi (Linehan, 1993a, 1993b),
yang telah menjadi suatu yang diakui untuk pengobatan gangguan
kepribadian, (2) kesadaran pengurangan stres berbasis
(Kabat-Zinn, 1990), yang melibatkan 8 - sampai
10 minggu program kelompokmenerapkan
teknik-teknik kesadaran untuk mengatasi stres dan
meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis,
(3) kesadaran berdasarkan terapi
kognitif (Segal et al,2002), yang ditujukan terutama
pada mengobati. depresi, dan (4) menerima dan
terapikomitmen (Hayes, Strosahl, & Houts,
2005; Hayes, Strosahl, & Wilson, 1991), yang
didasarkan pada klien mendorong untuk
menerima, menerima daripada berusaha untukmengontrol atau mengubah,
sensasi yang tidak menyenangkan . perlu dicatat bahwa
keempat pendekatan ini didasarkan pada data empiris, ciri
dari tradisi perilaku.
Terapi
perilaku dialektis (DBT) yang dikembangkan untuk membantu
klien mengatur emosi dan perilaku terkait dengan depresi, perlakuan yang paradoks membantu
klien untuk menerima pengalaman emosional mereka (Morgan,
2005). praktek akseptasi melibatkan kejadian yang ada pada saat
sekarang, melihat kenyataan sebagaimana adanya tanpadistorsi, tanpa
penilaian, tanpa evaluasi, dan tanpa mencoba untuk bertahan
padapengalaman atau untuk menyingkirkan
itu. melibatkan sepenuhnya ke dalam kegiatan pada saat
kini tanpa memisahkan diri dari peristiwa yang sedang
berlangsungdan interaksi.
dirumuskan
oleh Linehan (1993a, 1993b), DBT adalah
campuran yang menjanjikan dariteknik
perilaku dan psikoanalitik untuk mengobati
gangguan perbatasan. seperti terapi
analitik, DBT menekankan pentingnya hubungan psikoterapi,
validasi klien. Pentingnya etiologi dari klien yang
telah mengalami "lingkungan yang menyangkal" seperti
seorang anak, dan konfrontasi perlawanan. komponen utama
dari DBT adalah mempengaruhi regulasi, gangguan toleransi,
perbaikan dalam hubungan interpersonal, dan pelatihan
kesadaran. DBT mempekerjakan teknik perilaku, termasuk bentuk
terapi terpapar di mana klien belajar
untuk menoleransi emosi yang
menyakitkan tanpa memberlakukan
perilaku merusak diri. DBT yang mengintegrasikan kognitif behaviorisme tidak
hanya dengan konsep analitik tetapi juga
dengan pelatihan kesadaran dari "eastern psychological and
spiritual practices (praktek terutama Zen)"
(Linehan, 1993b, hal. 6).
Keterampilan DBT pelatihan bukan
pendekatan"quick fix". Umumnyamelibatkan minimal
satu tahun pengobatan dan meliputi baik terapi
individu dan pelatihan keterampilan dilakukan dalam
kelompok. DBT membutuhkan kontrak perilaku.untuk kompeten berlatih DBT,
adalah penting untuk mendapatkan pelatihan dalam pendekatan ini.
MINDFULNESS
BASED STRESS REDUCTION (MBSR)
keterampilan yang
diajarkan dalam programMBSR termasuk meditasi dan yoga
selama sadar, yang bertujuan menumbuhkankesadaran. program
ini mencakup meditasi tubuh yang membantu klien
untuk mengamati semua sensasi dalam tubuh mereka. sikap kesadaran didorong dalam
setiap aspek kehidupan sehari-hari termasuk berdiri,
berjalan, dan makan. kedua orang itu terlibat dalam program
ini didorong untuk berlatih meditasi
kesadaran resmi selama 45 menit setiap
hari. program MBSR terutama dirancang untuk mengajarkan peserta
untuk berhubungan dengan sumber eksternal dan internal dari stres dengan
cara yangkonstruktif. program ini bertujuan untuk mengajar orang
bagaimana untuk hidup lebih lengkap di masa
sekarang daripada merenungkan tentang masa lalu atau
menjaditerlalu khawatir tentang masa depan.
ACCEPTANCE AND
COMMITMENT THERAPY (ACT)
pendekatan
lain kesadaran berbasis menerima dan terapi komitmen
(Hayes dkk, 1999, 20050., yang melibatkan secara penuh
menerima pengalaman saat ini dan penuh
perhatian melepaskan hambatan. dalam pendekatan
ini "penerimaan bukan hanya toleransi melainkan adalah nonjudmental aktifmerangkul pengalaman
di sini dan sekarang "(Hayes, 2004,
hal. 32). menerima adalah sikap atau
postur dari mana untuk melakukan terapi dan dari
mana klien dapatmelakukan kehidupan (Hayes & Pankey,
2003) bahwa memberikan alternatif
untukbentuk-bentuk kontemporer dari terapi
perilaku kognitif (Eifert & Forsyth, 2005)berbeda
dengan pendekatan perilaku kognitif dibahas dalam bab 10,
di mana kognisiditantang atau diperdebatkan,
dalam ACT kognisi diterima.. klien belajar
bagaimanamenerima pikiran dan perasaan mereka mungkin telah
mencoba untuk menolak. Hayestelah menemukan
bahwa kognisi maladaptif yang
menantang sebenarnya memperkuatbukan mengurangi fleksibilitas. nilai merupakan
bagian dasar dari proses terapi, danpraktisi ACT mungkin
bertanya klien "apa yang Anda inginkan dalam
hidup bertahan? ".
selain penerimaan, komitmen
untuk bertindak sangat penting. komitmen melibatkan
membuat keputusan sadar tentang apa yang penting dalam
hidup dan apa yang orang bersedia melakukan hidup dihargai (Wilson,
2008). ACT memanfaatkan pekerjaan rumah nyata dan
latihan perilaku sebagai cara untuk membuat pola yang lebih
besar dari tindakan efektif yang akan membantu klien hidup
dengan nilai-nilai mereka (Hayes, 2004). misalnya,
pada bentuk pekerjaan rumah yang diberikan
kepada klien yang meminta mereka untuk menuliskan tujuan
hidup atau hal yang mereka nilai dalam berbagai
aspek kehidupan mereka. fokus ACT adalah memungkinkan pengalaman
untuk datang dan pergi sementara mengejar kehidupan yang
bermakna. menurut Hayes
dan Pankey (2003), "ada dasar bukti yang
berkembang bahwa menerima keterampilan penting
bagi psikologis kesejahteraan dan dapat meningkatkan dampak
dari psikoterapi dengan
berbagai macam klien" (hal. 8).
ACT adalah
bentuk efektif dari terapi (Eifert & Forsyth,
2005) yang terus mempengaruhi praktek
terapi perilaku. Germer (2005a) menyarankan
"kesadaran mungkin menjadi konstruk teori yang
menarik klinis, penelitian, dan praktek dekat bersama-sama, dan
membantu mengintegrasikan kehidupan pribadi dan profesionaldari terapis"(hal.11).menurut wilson (2008), ACT menekankan proses
umum